Namun MIA menolak permintaan orangtuanya. “Saya belikan dia obat. Karena muntah-muntah,” ucapnya sambil menangis.
Lantaran tidak makan apa pun setelah dua hari, kondisi Ikhsan mulai semakin parah. “Saya tanyakan kenapa muntah-muntah terus. Dia bilang tidak apa-apa. Saya suap makanan, tapi kondisi tidak berdaya. Dia tetap tidak mau dibawa ke bidan,” jelasnya.
Hingga akhirnya Ikhasan meninggal dunia di pelukan sang ibu pada Selasa, 24 Mei 2022. “Kami peluk dan sambil bertanya kenapa kau Ikshan, kenapa gak mau bicara, sakit apa ? Setelah kami peluk dia meninggal,” ungkapnya.
Diminta tak cerita ke siapa pun
Pada pertemuan dengan pihak sekolah, Santi mengatakan, kepala sekolah meminta Santi dan keluarga tidak menceritakan kejadian ini ke orang lain.
“Kami bertanya kepada pihak sekolah kenapa tidak ada pengawasan di sekolah ini. Kata kepala sekolah, jangan ke mana-mana dulu. Besok orangtua akan panggil,” kata Santi.
Setelah bertemu dengan para orangtua murid yang diduga menganiaya anaknya, Kepala Sekolah berjanji akan mencari kebenaran terkait dengan peristiwa tersebut. Kepala Seksi (Kasi) Pembina SD Dinas Pendidikan, Kota Binjai Irwansyah saat dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui kejadian ini.
Namun, pihaknya belum dapat menjelaskan secara detail, siapa yang benar atau salah terkait kematian MIA. “Kami sudah tahu, tapi belum bisa bilang apakah ada penganiayaan atau tidak atas kejadian ini,” kata Irwansyah di kantornya.
Ia mengatakan, bahwa Kepala SD Negeri 023971 Kota Binjai sudah dipanggil untuk dimintai keterangannya. Kita tunggu dulu dari pihak kepolisian untuk mencari kebenaran terkait dengan kasus ini,” ungkapnya. (rdr/kompas.com)