“Selain bibit, nanti juga ada bantuan untuk pakan, dan sesuai rencana anggaran akan direalisasikan tahun ini,” ungkapnya.
Ia menyebut, ikan kerapu hasil budidaya nelayan Pesisir Selatan penjualannya telah menembus pasar negara di Asia seperti Hongkong dan Singapura, dan harganya pun cukup menjanjikan.
“Jika dulu hanya ikan kerapu jenis Bebek yang dalam keadaan hidup yang berharga tinggi, namun belakangan yang mati pun harganya cukup baik yakni Rp420 ribu per kilogram, padahal sebelumnya dalam keadaan hidup harga per kilogram hanya Rp400 ribu,” ujarnya.
Meski harga ikan kerapu yang dibudidayakan menggiurkan, namun dalam merawatnya dibutuhkan keseriusan, serta baru bisa di panen pada umur kurang lebih 12 bulan.
Selain itu, tingkat kematian ikan juga tinggi, dan jika tidak telaten maka pembudidaya akan merugi, berikutnya jika perawatan tidak maksimal maka pada saat memasuki masa panen berat ikan akan kurang ideal. (rdr/ant)