Kemudian dilakukan juga test pendengaran dengan Oto Acustic Emission (OAE) dan atau Brain Evoked Respons auditory (BERA). Atau dapat juga dengan menggunakan instrument tes daya denganr (TTD) sesuai usia(Kemenkes 2014).
“Jika memang ada indikasi tersebut, maka hal tersebut bisa disembuhkan bila segera dilakukan pemeriksaan dan bantuan terapi untuk speech delay,” terangnya.
Selain menerima untuk pengobatan dan perawatan bagi pasien yang sakit, SPH juga memiliki ahli tumbuh kembang anak, kemudian didamping oleh ahli Rehabilitisasi medis serta terapis fisioterapi untuk speech delay.
Terapi ini dapat dijangkau oleh semua kalangan dan dibiayai oleh semua asuransi sesuai kebutuhan termasuk BPJS. “SPH juga memiliki fisioterapi dengan terapis berpengalaman yg dapat membantu serta melatih penderita speech delay,” katanya.
Dokter Dhina mengimbau agar orang tua harus selalu memperhatikan tumbuh kembang anak. Jangan abai dengan hal tersebut karena speech delay nantinya dapat mengganggu masa depannya.
“Cegah sebelum terlambat, terlibat dalam pembelajaran pada anak-anak kesayangan Anda. Batasi screen time yaitu kurang dari 2 jam. Bila perlu, lakukan skrining pada balita anda, dan konsultasikan anak anda ke dokter Anak terpercaya,” tutur dokter Dhina. (*)