JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Bukan suatu hal mengherankan ketika melihat perusahaan berupaya membuat produknya jauh lebih baik daripada kenyataannya. Salah satunya melalui iklan-iklan yang dipublikasikan ke publik.
Hal ini pun terjadi pada Samsung. Namun, perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu harus merogoh kocek cukup dalam akibat iklannya yang dianggap menyesatkan.
Pada 2019, Samsung Australia diseret ke meja hijau oleh lembaga perlindungan konsumen setempat atau Australian Competition and Consumer Commission.
Gara-garanya, iklan fitur antiair di smartphone Samsung dianggap tidak sesuai dengan kenyataan. Alias Samsung dianggap melakukan pembohongan publik.
Sekadar informasi, Samsung memang kerap memasarkan smartphone seri S, A, dan Note sebagai perangkat antiair yang bisa dipakai di kolam renang dan air laut.
Tiga tahun setelah gugatan diajukan, pengadilan memerintahkan Samsung untuk membayar denda sebesar AUD 14 juta atau setara USD 9,6 juta. Jika dikalkulasi setara dengan Rp148 miliar.
Mengutip Gizchina, Senin (27/6/2022), pengadilan menyimpulkan bahwa Samsung membuat konsumen bingung dengan iklan-iklannya. Apalagi nyatanya, tidak semua perangkat cocok untuk digunakan di kolam ataupun air laut.
Daftar perangkat termasuk Galaxy S7 dan S8
Siaran pers dari Australian Competition and Consumer Commission menyebutkan, sejumlah smartphone Samsung hadir dengan sertifikat IP68. Daftar tersebut meliputi Galaxy S7, S7 Edge, S8, S8 Plus, Galaxy Note 8, Galaxy A5 dan A7 dari tahun 2017.
Menurut pengadilan, perangkat-perangkat di atas diilustrasikan untuk dipakai di lingkungan kolam renang dan air laut.
Iklan Pengaruhi Keputusan Konsumen dalam Beli Produk
ACCC menyebut, Samsung berhasil menjual 3,1 juta unit perangkat yang disebutkan di atas. Iklan menyesatkan tersebut diklaim telah tayang Maret 2016 hingga Oktober 2018. Regulator menyatakan, iklan tersebut berhasil mempengaruhi konsumen.
Dengan mempertimbangkan iklan, beberapa pengguna bisa membeli salah satu produk di atas dan bisa saja langsung mengambil foto narsis di dalam air laut. Mengingat iklan menyesatkan tersebut, rupanya ada banyak keluhan yang masuk.
Ada juga pengguna yang membawa perangkat ini untuk berenang dan saat kembali, produknya sudah rusak.
Meski begitu, memang beberapa perangkat bisa menahan air kolam agar tidak masuk ke casing ponsel, perangkat ini jelas tidak dirancang untuk berada di air laut.
Pasalnya, garam bisa merusak port pengisian daya hingga papan sirkuit dan merusak smartphone dari dalam.
Terlepas dari iklan, kerusakan karena air bukan bagian yang digaransi oleh Samsung Australia. Jadi, secara tidak langsung pengguna seolah dibiarkan bersama perangkat yang tidak bisa dipakai.
Nilai denda yang dibebankan ke Samsung mungkin tidak seberapa bagi perusahaan, namun setelah kejadian ini, perusahaan tentu akan lebih berhati-hati dengan iklannya.
Tak Rilis Galaxy S22 FE?
Terlepas itu, Januari tahun 2022, Samsung merilis Galaxy S21 FE. Produk ini merupakan penerus dari Galaxy S20 FE yang rilis tahun sebelumnya, sekaligus menjadi versi paling murah dari Galaxy S21 series.
Namun unggahan terbaru mengenai Galaxy S FE series mengungkap, tahun 2022 ini, Samsung tidak akan merilis penerus dari Galaxy S21 FE yang diduga akan mengusung nama Galaxy S22 FE.
Informasi ini berdasarkan unggahan pengguna Twitter bernama Yogesh Brar.
“Tidak melihat adanya perkembangan aktif tentang Galaxy S22 FE. Boleh dibilang, kita tidak akan melihatnya tahun ini. Tetapi tidak tahu kenapa ada rumor Galaxy S22 FE bakal ditenagai (prosesor MediaTek) Dimensity 9000,” kata @heyitsyogesh.
Terlepas dari itu, sejauh ini belum ada informasi resmi dari Samsung mengenai seri Galaxy S FE. Perusahaan pun belum mengkonfirmasi apakah akan atau tidak akan merilis Galaxy S FE series.
Namun, sejumlah warganet mengklaim, Galaxy S FE series agak bertentangan dengan Galaxy S series flagship. Kemungkinan hal ini yang membuat alasan kenapa perusahaan tidak merilis apa pun tahun ini.
Yang dimaksud bertentangan, contohnya Samsung Galaxy S21 FE yang dirilis Januari 2022, hanya berselang beberapa minggu usai Samsung merilis Galaxy S22 series, dengan chipset Snapdragon 8 Gen 1.
Punya Segmen Pasar yang Sama dengan Galaxy S22
Sementara, Galaxy S21 FE menggunakan chipset Snapdragon 888. Menyoal perbedaan chipset ini, Galaxy S22 hanya lebih mahal sekitar satu-dua juta Rupiah dibandingkan Galaxy S21 FE.
Itu artinya, sebenarnya seri Galaxy S flagship dan Galaxy S FE series sama-sama memiliki kisaran harga yang mirip.
Oleh karena itu, ada yang bilang Samsung sebenarnya tidak perlu merilis seri Galaxy S FE series. Ada juga informasi yang menyebut, Samsung tidak hanya akan menyetop perilisan Galaxy S22 FE, tetapi kemungkinan tidak memperbarui seri Galaxy S FE series di masa mendatang.
Dalam hal penghentian seri, Samsung biasanya tidak mengungkapkan informasi resmi apa pun. Perlu diingat, saat ini belum ada informasi resmi apa pun mengenai seri Note dari Samsung. Meski begitu, semua orang sudah tahu bahwa model Ultra di seri S sekarang telah menggantikan seri Note. (rdr/liputan6.com)