Dari hasil kunjungan, tambahnya, bibir pantai tergerus gelombang pasang mengakibatkan lahan perkebunan kelapa dan kelapa sawit rusak.
Setidaknya dalam satu minggu terakhir sekitar 15 meter daratan habis tergerus gelombang pasang.
“Ini informasi yang saya peroleh dari tokoh masyarakat setempat. Apabila ini dibiarkan, maka satu sampai dua tahun mendatang pemukiman warga akan habis,” katanya.
Sementara Sekretaris Nagari Tiku Lima Jorong, Anaswar menambahkan perkampungan masyarakat sudah habis tergerus abrasi pada 2007, sehingga warga mengungsi ke lokasi lebih aman dengan jarak 1,5 kilometer dari bibir pantai.
Dengan sering terjadi abrasi, maka jarak rumah mereka dari bibir pantai hanya 300 meter.
“Abrasi terjadi hampir setiap bulan dan terparah satu minggu lalu sekitar 15 meter. Kami telah melaporkan kondisi ini ke Bupati Agam dan mengajukan proposal beberapa kali ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V,” katanya. (rdr/ant)