PADANG, RADARSUMBAR.COM – Dosen Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) Padang Andri Rusta menyebutkan, langkah Anggota DPR RI Andre Rosiade dalam pembangunan Sumbar mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
Karena ada sesuatu yang dimiliki Andre Rosiade sehingga apa yang digagas dan diperjuangkannya mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
“Menurut saya yang dimiliki Andre Rosiade adalah kekuatan lobi dan jaringan dalam pemerintahan membuat masalah yang dihadapi masyarakat Sumatra Barat dapat diselesaikan,” kata peneliti Spektrum Politik Institut ini.
Kata Andri, dalam konteks pembangunan yang dilaksanakan di Sumatra Barat yang minus dengan anggaran pembangunan, maka yang dibutuhkan adalah kekuatan lobi dan luasnya jaringan yang dimiliki oleh kepala daerah. Apalagi kalau APBD yang dimiliki daerah sangat minim dan investasi yang tidak kunjung datang.
“Karena faktanya tanpa jaringan yang kuat kepada pemerintah pusat, baik ke presiden maupun ke menteri sebagai pembantu presiden, maka Sumatra Barat akan sulit melaksanakan pembangunan,” kata alumni FISIP Unand angkatan 2000 ini.
Teranyar, Andre mampu mengobati kekecewaan masyarakat Sumbar terhadap berhentinya sementara pembangunan Jalan Tol Padang-Pekanbaru sejak setahun yang lalu.
Sebagai wakil rakyat yang bekerja di Komisi VI DPR RI dalam lingkup tugas BUMN dan investasi telah mendorong Andre untuk mencarikan solusi terhadap kekecewaan tersebut.
“Andre merasa perlu menjawab kekecewaan masyarakat dengan meminta pihak Hutama Karya (infrastruktur) kembali bekerja menyelesaikan Jalan Tol Padang-Pekanbaru ini, khususnya ruas Padang-Sicincin sejauh 36 Km.”
“Apa lagi Andre melihat belum adanya progres yang berrati dilakukan pemerintah provinsi sehingga terkesan memang tidak mampu menyelesaikan pembangunan jalan tol ini,” kata Andri.
Kata Andri, langkah konkrit Andre menyelesaikan masalah pembangunan jalan tol ini adalah bukti empatinya kepada masyarakat Sumbar yang juga menjadi konstituennya.
Tidak hanya sekadar ide dan gagasan yang disampaikannya kepada media di banyak kesempatan, tapi juga mewujdukannya dalam bentuk kerja nyata bagaimana pengerjaan jalan tol ini mulai dilakukan.
“Bahkan, tidak hanya itu, Andre juga memberi “hadiah” lain kepada masyarakat Sumatera Barat, yaitu meminta pihak Hutama Karya menyelesaikan pembangunan fly over di Sitinjau Laut,” sebutnya.
Andri Rusta menyebutkan, konteks lobi dan jaringan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan ini relevan dengan apa yang dijelaskan oleh Ehito Kimura (2013) tentang vertical coalition.
Walaupun konteks teori ini berangkat dari konsepsi pemekaran daerah, namun teori ini juga relevan melihat pembangunan yang dilaksanakan di daerah.