PADANG, RADARSUMBAR.COM — Permainan tradisi Minang akan hadir dalam Pekan Kebudayaan Daerah (PKD) Sumatera Barat tahun 2022. Ada empat permainan yang nantinya akan dipertunjukkan dalam PKD pada 1 hingga 5 Oktober 2022 mendatang.
Permainan tradisi Minang itu sebagai berikut;
Mariam Kodok/Batuang
Mariam batuang dan sebagian daerah menyebutnya mariam kodok terbuat dari batuang atau bambu ukuran besar dan sudah tua yang diambil bagian tuas ke pangkalnya. Mariam kodok/batuang biasanya akan ramai dimainkan saat bulan Ramadan. Selain itu ada juga yang menyebutkan “badantuang”, atau berbunyi keras.
Anak-anak akan berkumpul untuk membuat meriam dari bambu yang besar ini. Biasanya, agar lebih seru permainannya, di ujung mariam kodok dimasukkan kaleng saat diletuskan kaleng itu melayang terbang bak peluru meriam dalam perang.
Mariam batuang ini menjalankannya diberi minyak tanah dan sumbu. Bambu akan dilubangi ujungnya dan lubang kecil sebelum pangkalnya. Biasnya, panjang meriam batuang itu 2,5 ruas bambu besar sekitar 1,5 meter panjangnya. Masing-masing ruang dilobangi. Saat disulut, mariam batuang akan menghasilkan dentuman yang keras.
Cara memainkannya, bambu terlebih dahulu dipanaskan, dengan cara menghidupkan api di dalam lobang kecil yang tadinya sudah dimasukkan sumbu dan minyak tanah. Setelah dirasa panas, barulah meriam kodok ini bisa dipakai.
Cara “mengoperasikannya” dengan sebilah kayu kecil yang dinyalakan dan dekatkan ke lobang sumbu, maka lobang itu akan menangkap api dan mengeluarkan bunyi keras di ujung bambu.
Sebelum disulut, asap dalam mariam ditiup hingga tak ada lagi asap. Lalu disulut, maka dentuman menggelegar. Tidak jarang bambu menjadi terbelah karena tidak sanggup menahan dentuman suara yang sangat keras.
Jika tak hati-hati dan tak punya keterampilan, permainan juga tergolong berbahaya karena api bisa menyembar alis mata dan rambut saat meniup lobang kecilnya. Maknanya, melatih kehati-hatian dan kecermatan.
Kaki Panjang-Engrang
Permainan ini disebut kaki panjang karena kaki yang di sambung dengan kayu atau bambu sehingga kaki terlihat menjadi lebih panjang dan anak yang bermain kelihatan lebih tinggi.
Di Jawa Barat, permainan ini disebut engrang. Permainan ini bisa dimainkan di halaman rumah, dan yang lebih luasnya bisa dilakukan di lapangan terbuka.
Ukuran pada kayu atau bambu pada kaki panjang lebih kurang 1,5-2 meter. Pada sepertiga bagian bawahnya dipasangkan kayu tambahan untuk meletakkan kaki.
Dibuat dengan cara melobangi bambu atau kayu tersebut lalu dimasukkan potongan kayu atau bambu pada lobang dan kemudian diikat menggunakan tali.
Dalam melakukan permaian ini si pemain memerlukan keberanian tersendiri dan harus bisa menjaga keseimbangan agar tidak mudah jatuh.
Bagian tersulit dalam permainan kaki panjang ini adalah menjaga keseimbangan tubuh dan perlu berlatih dengan sabar dan tekun.
Nilai budaya yang terkandung dalam permainan kaki panjang ini dalah kerja keras, keuletan, dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar dapat mengalahkan lawannya.
Nilai keuletan tercermin dari proses pembuatan alat yang digunakan untuk berjalan yang memerlukan ketekunan agar seimbang dan mudah digunakan untuk berjalan.
Sedangkan nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan.