Meskipun berat, Jokowi meminta kepada jajarannya untuk menjadikan masalah itu sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha di dalam negeri terutama di tengah perkembangan ekonomi digital dalam negeri belakangan ini.
Jokowi mengatakan dari perkembangan ekonomi digital di dalam negeri, saat ini persentase terbesarnya masih dikuasai fintech yang proprosinya mencapai 23 persen dan ritel yang mencapai 14 persen.
Sementara untuk yang bergerak di bidang pangan dan pertanian baru mencapai 4 persen.
“Pertanian hanya 4 persen, hati-hati ini adalah kesempatan besar karena dalam urusan pangan ada produksi, distribusi, pasar. Di sini ada peluang. Dan kalau kita lihat urusan pangan kan jadi masalah besar, yang harus dipecahkan oleh teknologi, dan itu adalah kesempatan, peluang,” katanya.
Jokowi menambahkan masalah pangan tidak hanya terkait beras saja. Ada sejumlah komoditas yang bisa dikembangkan dan dijadikan produk andalan seperti sayuran, prang, beras, sorgum, sagu dan lain sebagainya. (rdr/cnnindonesia.com)