HEALTH, RADARSUMBAR.COM – Polisi melaporkan sebagian besar kasus meninggal dunia di tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh kondisi asfiksia, yakni meninggal dunia karena tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen.
Dia menambahkan selain akibat asfiksia, ada juga korban yang mengalami trauma di kepala dan thorax, serta patah tulang.
“Sebagian besar yang meninggal mengalami asfiksia,” kata Sigit dalam jumpa pers, di Polresta Malang Kota, Malang, Jawa Timur, beberapa hari lalu.
Dikutip dari Healthline, asfiksia (asphyxia) adalah kondisi tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen. Jika tidak segera diberi intervensi, kondisi kekurangan oksigen tersebut bisa memicu hilang kesadaran, cedera otak, hingga kematian.
Dalam WebMD dijelaskan, saat menarik napas, oksigen masuk ke paru-paru melalui hidung dan mulut.
Oksigen masuk ke dalam pembuluh darah kecil atau kapiler dan dibawa oleh sel darah merah menuju jantung untuk disebarkan ke seluruh tubuh. Jika proses ini terhambat, maka terjadilah kondisi asfiksia.
Berbeda dengan sesak napas, kondisi ini mengacu pada kondisi seseorang meninggal dunia karena kekurangan oksigen. Beberapa tanda terjadinya pada tubuh meliputi:
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Detak jantung yang lambat
- Suara serak
- Sakit tenggorokan
- Kebingungan
- Penurunan kesadaran
- Mimisan
- Perubahan visual
- Gangguan pendengaran
Seseorang yang mengalami sesak napas mungkin mengalami bibir membiru atau sedikit warna kebiruan pada kulitnya. Hal ini disebabkan kadar oksigen yang rendah dalam darah. (rdr/dtk)