Dari hasil pengujian tersebut, terlihat Pertalite di keenam SPBU memenuhi batasan mutu yang ditetapkan. Misalnya angka oktan di SPBU Abdul Muis 90,5, di Sunter 90,1, di S.Parman 90,2 di Lenteng Agung 90,6, Taman Mini masing-masing 90,7, dan 90,6. Warna serta visualnya pun sama yakni hijau dengan penampilan jernih dan terang. Kandungan sulfur masih di bawah ambang batas maksimal yang ditetapkan.
“Dengan ini tidak terindikasi adanya batasan mutu off-spec. Semuanya on-spec,” Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dikutip laman Lemigas.
Di lain pihak, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting juga menegaskan bahwa Pertalite memenuhi spesifikasi BBM RON 90 yang dipasarkan dalam negeri. Adapun, alat pengujian RON yang digunakan itu belum bisa dipastikan validasinya.
“Pertamina tidak dapat memastikan alat yang digunakan dalam pengujian RON. Jika alat yang digunakan tersebut adalah Oktan Analyzer Portable, alat tersebut juga harus terbukti sudah terkalibrasi menggunakan certified reference material secara berkala,” jelas Irto dikutip detikFinance.
Pertalite sendiri sejak harganya naik Rp10.000 per liter sudah beberapa kali mendapat tudingan buruk. Mulai penggunaannya yang disebut lebih cepat boros, cepat menguap, dan yang terbaru hasil RON-nya hanya 86 alias di bawah Premium (RON 88). Makanya, telah dilakukan pengujian terhadap Pertalite dan hasilnya disebut tidak ada yang di luar spesifikasi yang ditentukan Pemerintah. (rdr/detik.com)