BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Komandan Kodim (Dandim) 0304 Agam, Sumatera Barat menindak salah seorang anggotanya yang diduga melakukan intimidasi dan memaki wartawan yang sedang bertugas di Bukittinggi.
Dandim Letkol Czi Renggo Yudi A menegaskan oknum intel prajurit Agam dengan inisial VJ telah dipanggil dan diperiksa serta terancam sanksi.
“Benar, ada pemeriksaan kepada salah seorang anggota yang bermasalah dengan wartawan, kami cek dan mintai keterangan terkait hal tersebut, kita sudah komunikasi juga dengan Ketua PWI Bukittinggi segera ditindaklanjuti,” kata Renggo Yudi di Bukittinggi, Senin (10/10/2022).
Ia mengatakan VJ akan berhadapan dengan hukum disiplin militer untuk mempertanggungjawabkan perbuatannnya jika terbukti bersalah. “Iya, kita tindaklanjuti sesuai Hukum Disiplin Militer dan kita lakukan pemeriksaan serta kita buat Surat Telegram (STR) ke seluruh jajaran Kodim agar tidak terjadi hal tersebut kembali,” kata dia.
VJ diduga melanggar disiplin dan Undang-undang Pers saat nekat menghalangi kerja jurnalis yang sedang meliput di lapangan pada Minggu (9/10/2022) saat peristiwa anak tersiram minyak panas.
Wahyu Sikumbang, jurnalis yang menjadi korban dugaan intimidasi oleh oknum tersebut mengatakan saat di dalam ruang IGD RS, jurnalis MNC media grup tersebut mendapat upaya penghalangan mengambil gambar korban dengan cara pelaku mengibaskan tangannya ke kamera.
Tak ingin ribut dan mengganggu pasien dan petugas medis, Wahyu keluar IGD melanjutkan mencatat data kejadian. Saat itu VJ, mengikuti keluar dan menghampiri Wahyu hingga terjadi adu argumen. “Saya sedang mengetik di ponsel saya, lalu ia datang dari samping kiri sambil melarang memberitakan insiden yang menimpa anak itu,” kata Wahyu.
Wartawan yang dikenal dekat dengan aparat TNI dan Polri ini mengaku heran, dan menanyakan alasan dilarang. “Kenapa bang? Saya kan tidak menulis atau menyangkut-pautkan insiden ini dengan Kodim, TNI atau Lapangan Wirabraja, hanya menulis tempat kejadian di lapangan kantin,” ungkap Wahyu.
Menurut Wahyu, dia dan rekan-rekan media umumnya sengaja menulis lapangan Wirabraja sebagai lapangan kantin, selain karena penyebutan itu lebih dikenal masyarakat juga untuk menjaga hubungan baik dengan mitra Kodim jika insiden atau kasus sensitif terjadi disana.
“Namun, oknum tetap bersikukuh sambil mengatakan “Jangan diberitakan, ini kami selesaikan, biar kami lapor dulu ke Pasi, katanya,” kata Wahyu menceritakan.