JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah telah melarang peredaran sejumlah obat sirup yang mengandung etilen glikol (EG) akibat disebut-sebut menjadi pemicu gangguan ginjal akut.
Namun tahukah detikers, bahwa kandungan etilen glikol ini ternyata ‘familiar’ dengan industri otomotif, khususnya ranah permesinan?
Dilansir dari detikHealth, pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati menjelaskan, bahan etilen glikol bukanlah bahan yang wajar ada di dalam suatu sediaan farmasi lantaran sifatnya toksik.
“Itu pemakaiannya bukan di farmasi, dia penggunaannya di permesinan. Jadi untuk mobil, kapal, aircraft, sebagai solusi untuk icing. Saya tidak terlalu paham sekali, tapi yang jelas itu bukan farmasi,” ujar Prof Zullies dalam webinar ‘Kupas Tuntas Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak dan Dugaan Sirup Obat sebagai Penyebabnya’ di YouTube Kanal Pengetahuan Farmasi UGM, Sabtu (22/10/2022).
Terkait dengan permesinan, kandungan etilen glikol ini memiliki sifat untuk menurunkan freezing point atau sering digunakan sebagai senyawa anti beku. “Kapan hari ada yang sempat mengatakan orang mesin, ini kan senyawa-senyawa yang sangat familiar dalam dunia permesinan, kenapa tiba-tiba muncul dalam bidang farmasi?” lanjutnya.
Perlu diketahui, cairan anti beku seperti ini umum digunakan di kendaraan. Biasanya hadir di cairan radiator. Meski secara umum kerja dari air radiator adalah untuk ‘mendinginkan’ mesin, namun hadirnya zat anti beku di cairan ini membuatnya bermanfaat ketika harus berada di kondisi cuaca dingin atau bersalju.
Selain cairan radiator, di media sosial juga banyak pihak yang mengaitkan penggunaan bahan etilen glikol ini dengan kandungan yang terdapat di minyak rem.
Kendati demikian, belum dapat dipastikan bahwa obat sirup yang menjadi penyebab mutlak dari gagal ginjal di masyarakat. Namun Prof Zullies menegaskan bahwa ada dugaan yang merujuk ke cemaran kandungan etilen glikol ini.
“Kemarin ada postingan ini ini sebetulnya nggak minum sirup tapi terjadi. Jadi ada faktor lain, saya di luar konteks untuk membahas. Kita sampaikan, belum ada kepastian 100 persen. However, ada dugaan merujuk ke cemaran EG dan DEG,” tutup Prof Zullies. (rdr/detik.com)
Komentar