Selain itu, Prabowo juga pernah membantu kepulangan 200 BMI yang mengalami kesulitan di Yordania. Anehnya, prestasi Prabowo tersebut tidak pernah diklaimnya.
Bahkan orang-orang yang turut merasakan pembinaan dan dorongan Prabowo justru yang menyombongkan diri karena pernah mencicipi didikan dan bantuan Prabowo. Beruntung sekali mereka!!!
Hal tersebut rupanya erat dengan prinsip yang selama ini dianuti oleh Prabowo. Dalam buku Prabowo yang berjudul Kepemimpinan Militer, Prabowo banyak belajar kepemimpinan dari Mantan Presiden Soeharto yaitu prinsip ojo lali, ojo dumeh, dan ojo ngoyo.
Ojo adigang, adigung, adiguna. Selain ojo kagetan, ojo gumunan dan sing becik ketitik, sing olo ketoro. Prabowo memaparkan maksud dari ojo lali tersebut adalah setiap manusia jangan lupa ajaran agama, militer, budaya, dan orang tua.
Sedangkan ojo dumeh adalah prinsip hidup yang tidak sombong atau angkuh. Lalu, ojo ngoyo merupakan sikap hidup yang tidak memaksakan diri. Sehingga wajar-wajar saja ketika Prabowo merasa tidak pantas mendapatkan suatu penghargaan. Selama ini rupanya Prabowo menerapkan prinsip hidup tersebut.
Selain itu, Prabowo sebagai pemimpin juga menerapkan filosofi berkuda. Bagi Prabowo, pemimpin negara yang ideal harus menggemari olahraga berkuda. karena berkuda adalah sarana melatih kepemimpinan yang telah ada sejak ribuan tahun lalu.
Sosok pemimpin sejati harus mampu menunggang kuda selayaknya memimpin institusi. Berkuda adalah satu-satunya olahraga yang membutuhkan kerja sama manusia dan spesies lain. Kuda, adalah binatang yang memiliki bobot kurang lebih 600 kilogram, secara fisik lebih besar dari manusia.
Seorang pemimpin harus berhasil mengontrol kuda seperti yang diinginkannya sehingga tercipta suatu keselarasan dan sinergisitas gerakan antara dua spesies yang berbeda.
Seekor kuda yang tidak mengerti bahasa manusia akhirnya menurut kepada sang pemimpin. Dimana kuda saja yang tidak mengerti bahasa manusia saja menurut, apalagi mengendalikan sekumpulan manusia yang bisa memahami bahasa.
Disitulah bukti jiwa kepemimpinan Prabowo telah teruji. Tidak heran bila organisasi atau lembaga institusi yang dipimpin Prabowo selalu berhasil atau sukses.
Akhirnya kita menjadi memahami mengapa Indonesia sekarang mengalami krisis kepemimpinan. Banyak pemimpin yang tidak lagi memahami prinsip-prinsip kepemimpinan seperti Prabowo Soebianto.
Banyak pemimpin yang baru saja mendapatkan prestasi atau penghargaan, seketika menjadi jumawa, lupa daratan bahkan menjadi kacang lupa kulitnya. Penghargaan yang diterima, ditelan utuh demi kejayaan dirinya sendiri dan dijadikan curiculum vitae untuk merendahkan orang lain.
Namun hal tersebut sepertinya tidak terjadi pada Prabowo Soebianto. Prabowo telah membuktikan bahwa prestasi dan penghargaan adalah amanah dan tantangan bagi dirinya untuk membuktikan dan memberikan lebih baik lagi.
Ketika Prabowo yang selalu ikhlas memberikan yang terbaik dari dirinya untuk bangsa ini mencalonkan dirinya sebagai Presiden RI pada Pemilu 2024, masak sih kita tidak mendukungnya?
Bukankah kita ingin negara Indonesia mejadi negara maju? Bukankah kita ingin menjadi bagian dari sejarah sukses bangsa ini? Bukankah kita ingin banyak belajar kepemimpinan dari Prabowo Soebianto?
Mungkin inilah saat nya Prabowo menjadi Presiden RI tahun 2024. Sehingga suatu saat kita bisa menyombongkan diri sendiri ke anak cucu kita nanti, bahwa “Saya pernah dipimpin Prabowo Soebianto hingga menjadi sukses seperti sekarang.” (*)