“Yang sangat disayangkan ketika bupati datang bersama sejumlah OPD, manajer perusahaan tidak ada sehingga terjadi peristiwa seperti itu,” kata Suharizal.
Sebelumnya, Epyardi Asda berjanji akan terus memperjuangkan hak karyawan yang merupakan putra daerah Kabupaten Solok di PT Tirta Investasi AQUA Solok dan memastikan bahwa tidak akan ada karyawan yang dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Saya memastikan bahwa tidak akan ada orang Solok yang di-PHK oleh AQUA. Karena mereka demo hanya menuntut haknya,” kata Epyardi di Solok, Rabu kemarin.
Selain itu, menurut dia kalau tidak ada lagi orang Solok yang bekerja di sana apa manfaatnya PT AQUA. Sedangkan dampak lingkungan sudah banyak dirasakan oleh masyarakat setempat.
Ia juga mengatakan selama ini berdasarkan pengaduan masyarakat setempat sudah mengeluhkan dampak dari lingkungan.
Salah satunya sumber air sawah yang dialiri sudah kering. Bahkan air di masjid sekitar, untuk berwudhu pun juga kering.
“Kalau tidak ada manfaatnya lebih baik AQUA tidak ada usaha di sini. Apa salahnya mengeluarkan hak mereka sebagai buruh.”
“Sedangkan perusahaan itu sudah untung luar biasa. Masa hak buruh saja tidak mau dibayarkan,” tegas Bupati. (rdr/kps)