Hal yang sama juga disampaikan Anggota TACBN, Prof. Dr. Truman. Kata dia, Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo sangat layak sebagai Cagar Budaya Peringkat Nasional.
Karena, punya nilai sejarah yang sangat penting, dibangun tahun 1910 dan menjadi satu-satunya pabrik besar di Indonesia ketika itu, sehingga keberadaannya menginspirasi pendirian pabrik semen lainnya.
“Selain itu, keberadaan Pabrik Indarung I yang didukung oleh PLTA Rasak Bungo juga memberikan banyak manfaat bagi bangsa, seperti mensuplai semen untuk pembangunan gedung-gedung penting di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia, serta berperan penting pada evolusi teknologi pada masanya,” kata Truman.
Anggota TACBN lainnya Lilie Suratminto pada kesempatan itu juga menyampaikan Kawasan Pabrik Indarung I ke depannya dapat dijadikan sebagai tempat edukasi untuk program “Merdeka Belajar Kuliah Merdeka”.
Dan juga untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari perguruan tinggi dalam memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang dipelajarinya.
“Jika ini dilakukan, maka keberadaan Pabrik Indarung I dan PLTA Rasak Bungo ini akan bermanfaat bagi mahasiswa dalam pengembangan skill. Dan, tentunya secara tidak langsung, juga akan dapat memupuk rasa memilikinya.”
“Apalagi, Pabrik Indarung I ini merupakan pabrik semen tertua di Asia Tenggara. Ke depan, kami harap agar pihak Semen Padang terus berkoordinasi dengan BPK Wilayah III Sumbar terkait pemanfaatan Indarung I dan PLTA Rasak Bungo untuk edukasi,” kata dia. (rdr)