Terkait ada isu berpasangannya Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo, Andre menyebut bisa saja terjadi. Apalagi sudah banyak survei yang menyebutkan Prabowo-Ganjar bisa meraup dukungan sampai 60 persen. Bisa satu putaran. Karena elektabilitas Prabowo dan Ganjar selalu masuk dalam tiga besar.
“Saat ini Pak Prabowo belum melakukan keliling Indonesia. Fokus menjalankan tugas sebagai Menteri Pertahanan. Hal berbeda sudah dilakukan calon-calon lain. Dengan belum turun saja, elektabilitas Prabowo stabil di 30 persen. Artinya masyarakat Indonesia masih mencintai Prabowo. Tentu akan lebih besar lagi kalau sudah turun berkeliling. Kami yakin Prabowo akan menjadi Presiden Indonesia,” katanya.
Pengamat Politik Ray Rangkuti mengaku, Prabowo dan Ganjar memiliki kekuatan yang seimbang. Kemungkinan Prabowo dan Ganjar berpasangan itu juga satu hal yang bisa terjadi. “Apalagi, Pak Jokowi sudah menyebutkan nama atau isyarat untuk keduanya sudah dua sama. Dua kali Pak Prabowo dan dua kali Ganjar. Jokowi tidak langsung atau to the point. Tidak vulgar,” katanya.
Dia mengatakan, sudah jelas ada dua figur yang disebut-sebut Jokowi. Padahal di kubu koalisi banyak nama lain. Artinya sudah agak mengerucut. Apakah Prabowo-Ganjar, atau jalan sendiri-sendiri. Keduanya disebut-sebut memiliki elektabilitas di tiga besar dari berbagai lembaga survei.
“Kenapa Jokowi mengumbar orang-orang tertentu, sebagai bagian untuk mempromosikan seseorang. Seperti menyebut Prabowo, bisa meningkatkan elektabilitasnya. Jokowi lebih mungkin mengendors Prabowo dan Ganjar. Karena keduanya dirasakan bisa menahan calon lain yang tak mungkin didukungnya,” katanya. (rdr)