Hasilnya, kata Jokowi, saat ini stabilitas harga minyak goreng bisa dijaga. Dia menyampaikan di dua pasar yang ditinjau nya baru-baru ini, harga minyak goreng masih Rp14.000 dan sebagian lainnya di bawah harga tersebut.
Dia menekankan Indonesia tidak boleh hanya menjadi cabang dalam hal investasi dan tujuan impor. Indonesia menurutnya harus bisa mendesain sebuah ekosistem ekonomi agar negara lain bisa benar-benar tergantung pada produk Indonesia.
Presiden melihat ada negara di Amerika Latin yang keliru memanfaatkan momentum sehingga negaranya hanya menjadi cabang, bukan tujuan utama investasi, serta tidak mampu membuat produk-produk yang membuat negara lain bergantung.
Presiden kemudian meminta semua pihak mencontoh Taiwan dan Korea yang mampu fokus membuat produk yang kemudian membuat negara-negara lain bergantung.
“Saya beri contoh Taiwan, kenapa dia meloncat. Hanya satu contoh saja, mereka membuat chip. Fokus, strategis dan kompetitif. Hanya di situ. Dan semua tergantung pada produk ini. Itu hanya satu produk, belum produk-produk yang lain,” tuturnya.
Hal serupa juga dilakukan Korea Selatan yang membuat komponen-komponen digital sehingga perusahaan-perusahaan besar di Amerika Serikat semua tergantung pada Korea Selatan.
Jokowi menekankan Indonesia juga bisa seperti itu karena Indonesia memiliki nikel, tembaga, bauksit, timah, dengan potensi yang besar. Dia mencontohkan Indonesia bisa memproduksi baterai kendaraan listrik dan membuat negara lain bergantung.
“Ini lah yang harus kita tangkap. Begitu ini jadi, saya hitung-hitungan, saya hitung berapa sih? 60 persen mobil listrik kendaraan listrik akan bergantung pada EV Battery kita. 60 persen dari pangsa pasar yang ada di dunia. Ini lah kekuatan besar kita nanti,” jelasnya. (rdr/ant)