KALTARA, RADARSUMBAR.COM – Pasangan suami istri (pasutri) berinisial EG (23) dan AF (22) bersama rekannya MN (45) tega membunuh remaja bernama Arya Gading Ramadhan (19) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Kasus pembunuhan ini terbongkar setelah dua tahun berlalu.
Para pelaku menyusun siasat untuk menutupi kematian Arya. Mulai dari membungkus jasad korban dengan terpal, membersihkan bekas darah dan bersepakat tidak mengambil barang-barang milik korban.
Pelaku awalnya hanya berniat untuk menculik dan meminta tebusan uang sebesar Rp200 juta kepada orangtua korban. Namun saat diculik, korban sempat memberontak hingga pelaku EG seketika naik pitam dan menusuk salah satu paha korban.
Pelaku MN kemudian menghasut EG untuk sekalian membunuh korban. Hal itu lantaran MN khawatir korban akan melapor kepada polisi jika dibiarkan hidup dan dilepaskan setelah penculikan.
Dirangkum detikcom, Minggu (4/12/2022), berikut 5 siasat EG, AF dan MN untuk menyembunyikan pembunuhan terhadap Arya Gading Ramadhan selama hampir dua tahun belakangan:
1. Membungkus Jasad dengan Terpal
Setelah memastikan korban telah tak bernyawa, para pelaku kemudian membungkus jasad korban dengan terpal. Siasat itu bertujuan agar korban tidak meninggalkan jejak darah saat diseret para pelaku menuju tempat korban dikuburkan.
“Setelah korban dipastikan meninggal EG membungkus korban menggunakan terpal,” ujar Kapolres Tarakan AKBP Taufik dalam keterangan yang diterima detikcom, Sabtu (3/12/2022).
“(Para pelaku) menyeret (jasad korban) ke daerah perkebunan nanas yang berada di seberang TKP awal penyekapan,” lanjutnya.
2. Dikubur Dekat Kandang Ayam Milik Ayah Korban
Siasat berikutnya, para pelaku mengubur jasad korban di dekat kandang ayam milik ayah korban. Para pelaku menggali tanah dengan kedalaman 50 sentimeter kemudian memasukkan jasad korban yang sudah terbungkus terpal ke dalamnya.
“EG lalu menyiapkan lubang yang terdapat diseberang pondok (kandang ayam) milik orangtua korban. Yakni area perkebunan nanas dan menguburkan korban ke dalam lubang yang seperti parit dengan kedalaman 50 cm,” ujar Taufik.
Taufik mengatakan pelaku EG dan MN menggali lubang tersebut menggunakan sekop kecil. Setelah korban masuk di dalam lubang kemudian keduanya kembali menutup lubang tersebut dengan tanah.
“Yang melakukan penggalian saat itu adalah MN, dibantu juga dengan EG menggunakan centong sekop kecil,” katanya.
3. Pelaku Bersihkan TKP Pembunuhan
AKBP Taufik membeberkan, setelah mengubur jasad korban para pelaku kembali ke pondok kandang ayam milik ayah korban yang juga merupakan tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan. Kemudian pelaku EG dan MN membersihkan bercak darah korban di lokasi.
“Setelah korban dikubur, kedua pelaku pulang lagi ke pondok (kandang ayam milik korban), kemudian mereka membersihkan darah korban,” bebernya.
Selain itu, para pelaku juga menyembunyikan barang bukti yang digunakan untuk menculik dan menghabisi nyawa korban. Barang bukti disembunyikan di tempat yang dianggap aman.
“(Para pelaku) Menyembunyikan barang bukti, seperti kabel yang habis digunakan mencekik dan badik yang ditusuk ke dada dan paha korban,” ucap Taufik.
4. Tas dan Laptop Korban Dibuang ke Tempat Sampah
Setelah menyembunyikan barang bukti, menurut Taufik para pelaku lantas membuat kesepakatan. Mereka bersepakat untuk tidak mengambil barang-barang milik korban. Hal itu dilakukan untuk menghindari kecurigaan.
“Sebenarnya korban ini saat datang kesana (TKP) menggunakan motor juga, ada laptop di dalam tasnya. Tapi di sinilah letak (otak) kriminal dari pelaku, jadi mereka merasa kalau misalnya menjual dari hasil barang milik korban, nanti mereka bisa ketahuan sebagai pembunuh korban,” ucap AKBP Taufik kepada detikcom, Sabtu (2/12).
Lebih lanjut Taufik menuturkan para pelaku membuang tas dan laptop korban. Barang-barang bawaan korban itu dibuang ke tempat sampah. “Untuk tas (dan laptop di dalamnya) dia buang ke tempat sampah,” katanya.
5. Motor Korban Ditinggalkan dengan Kunci Menempel
Tak cukup dengan membuang tas dan laptop milik korban, para pelaku juga menyusun siasat lainnya. Motor yang digunakan korban menuju ke lokasi kejadian ditinggal para pelaku begitu saja. “Motor (milik korban) ditinggalkan dengan kunci tertempel begitu saja,” ujar AKBP Taufik.
Menurut Taufik, para pelaku berharap motor tersebut dicuri. Dengan demikian para pelaku menganggap kecurigaan mengenai hilangnya korban akan tertuju pada pencuri yang mengambil motor tersebut.
“Anggapannya nanti kalau itu dicuri, pencuri nanti yang dicurigai polisi. Karena orang itu yang membawa motor tersebut,” katanya. (rdr/detik.com)