Ia mengatakan total ada 342 karyawan di PT Nusa Alam Lestari yang melakukan eksplorasi tambang batu bara di Kota Sawahlunto dan semua karyawan terdaftar di BPJS Kesehatan dan BPJamsostek. “Dalam melakukan perekrutan kita menerima mereka yang telah berusia 18 tahun sesuai dengan aturan yang ada,” kata dia.
Sementara itu Kepala Teknik Tambang, Dian Firdaus mengatakan pihaknya memastikan sebelum aktifitas tambang dimulai pada hari itu petugas telah melakukan pemeriksaan kandungan gas yang ada di dalam lubang tambang tersebut.
“Ada dua petugas yang bertugas melakukan pemeriksaan kandungan gas di seluruh area kerja dan hasilnya bagus. Setelah ada hasil 14 pekerja lalu masuk melakukan pekerjaan namun 10 hingga 15 menit setelah itu lubang tambang itu meledak mengeluarkan semburan api,” kata dia.
Ia mengatakan ledakan api hanya akan terjadi jika ada gas metana, oksigen dan pemicu di dalam lubang tambang tersebut.
“Kita tengah melakukan investigasi secara internal untuk mengetahui penyebab ledakan. Apakah itu human eror atau kelalaian kita masih belum dapat menyimpulkan. Kita sudah minta izin pihak kepolisian dan inspektur tambang untuk masuk ke dalam lubang itu dan saat ini seluruh aktifitas tambang perusahaan dihentikan” kata dia.
Sebelumnya terjadi ledakan di lubang milik PT Nusa Alam Lestari Kota Sawahlunto Sumatera Barat pada Jumat pagi (8/12/2022) yang menyebabkan 10 pekerja meninggal dunia dan empat orang dilarikan ke RSUD Sawahlunto mendapatkan perawatan.
Kapolda Sumbar Irjen Pol Suharyono menyatakan dugaan sementara penyebab terjadinya ledakan adalah gas metana yang ada di dalam lubang tambang tersebut. (rdr/ant)