Nadia melanjutkan selain memberikan layanan telemedisin, data terkait vaksinasi COVID-19 juga masih disediakan dalam PeduliLindungi. Hal tersebut membantu masyarakat lebih praktis dalam menunjukkan data kesehatannya.
“PeduliLindungi masih bermanfaat bagi kita semua. Walaupun beberapa mal sudah tidak mewajibkan PeduliLindungi, tapi dia bisa memutus mata rantai penularan bahwa orang yang positif tidak akan mungkin bisa memasuki tempat umum dan sebagainya,” ujar Nadia.
Nadia menekankan meski pemerintah telah mencabut PPKM dan berfokus melewati transisi dai pandemi menjadi endemi, semua perkembangan indikator COVID-19 tetap dipantau termasuk angka keterisian rumah sakit (BOR), reproduksi (Rt) virus hingga kasus kematian.
“Mungkin ada orang biasa terinfeksi COVID-19, tapi jangan sampai meninggal. Sama seperti demam berdarah yang tetap ada, tapi jangan sampai terjadi kejadian luar biasa. Ini pola yang sama dari penyakit menular,” katanya.
Kemenkes memastikan semua kegiatan 3T (testing, tracing dan treatment), vaksinasi hingga protokol kesehatan tetap menjadi strategi pemerintah dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Pemerintah juga terus mempertajam surveilans genomik di laboratorium supaya dapat mengetahui tiap karakteristik sub varian COVID-19 guna melindungi masyarakat dari infeksi penularan. “Kita juga sudah perluas dari yang semula hanya 16 laboratorium menjadi 41 laboratorium. Artinya, kita terus memantau kemungkinan potensi-potensi dari pada adanya sub varian baru lainnya,” katanya. (rdr/ant)