Belum lagi, katanya, masyarakat perantau Minangkabau tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, bahkan hingga ke sejumlah negara di dunia, hidup tersebar dan menyatu dengan masyarakat setempat.
Ia melanjutkan, di masa lalu tiga dari empat founding fathers Republik Indonesia berasal dari Sumatera Barat, yaitu Tan Malaka, Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir.
Ditambah lagi, Muhammad Yamin yang merupakan satu dari tiga perumus Pancasila, juga berasal dari Ranah Minang. Jadi tak mungkin pula jika Sumbar dicap tidak Pancasilais.
“Pendiri bangsa ini termasuk orang Minang. Pencetus Pancasila itu juga orang Minang. Karena itu, tidak mungkin orang Minang ini tidak Pancasilais dan sangat tidak mungkin orang Minang akan berkhianat terhadap bangsa ini,” katanya.
Eks Panglima TNI yang kini Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu selalu protes bila Sumbar disebut provinsi intoleran.
“Karena di sini tidak pernah ada masyarakat membakar gereja, tidak ada orang non-muslim digebukin dan lainnya, karena itu saya protes,” katanya.
Dalam pembangunan, menurut Wagub, kontribusi orang Minang dalam membangun Indonesia tidak perlu dipertanyakan.
Orang Minang banyak bergerak di sektor perdagangan, menjadi pengusaha di berbagai provinsi di Indonesia dan ikut membangun daerah rantau.
“Oleh karena itu gini ratio di Sumbar juga bagus, karena orang-orang kaya dari Sumbar banyak berada di provinsi lain, ikut membangun daerah di sana,” tuturnya. (rdr-008)