Begitu menamatkan kuliah di IKIP Padang, dia memutuskan untuk mengikuti tes Sekolah Calon Perwira Polri (Secapa), yang kini bernama Sekolah Pembentukan Perwira Polri (Setukpa).
Dia dinyatakan lulus dan mengikuti pendidikan lebih kurang satu tahun, sekitar tahun 1991-1992. Selepas pendidikan, dia langsung ditugaskan di bidang yang berkaitan dengan pengetahuan bahasa asing.
Setelah sekian lama melalang buana di bidang yang berkaitan dengan pengetahuan bahasa asing (Inggris), dia mendapatkan promosi kenaikan pangkat satu tingkat, dari Kombes Polisi menjadi Brigjen Polisi.
Jika sebelumnya saat berpangkat Kombes dia diamanahkan menjabat Penerjemah Utama Divisi Hubungan Internasional, dengan pangkat bintang satu di pundaknya itu, kini Desy dipercaya menjabat sebagai Psikolog Kepolisian Utama TK. II SSDM Polri.
Jebolan Sespim Polri pada 2008 ini juga tercatat pernah menjabat perwakilan Indonesia di ASEANPol sekitar tahun 2010-2013 silam, yang bermarkas di Polisi Diraja Malaysia.
Ketika bertugas di Kepolisian ASEAN atau ASEANAPOL, dia pernah dianggap sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI), hingga harus diperiksa petugas imigirasi dan bea cukai di bandara. Baginya, itu merupakan hal yang biasa.
Kini, dengan pangkat bintang satu di pundaknya itu, Desy bisa disebut sebagai penerus generasi enam wanita Minang yang dulunya merintis kelahiran Polwan pada 1 September 1946 di Bukittinggi, yang juga dimaknakan sebagai peringatan HUT Polwan. (rdr/dari berbagai sumber)