PADANG, RADARSUMBAR.COM – Salah satu perantau yang berada di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) mengungkap kesaksian saat detik-detik gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,4 mengguncang Sumatera Utara (Sumut) Senin (3/4/2023) malam sekitar pukul 22.03 WIB.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Keluarga Minang (IKM) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Harman Syah Tanjung mengatakan, gempa bumi tersebut membuat masyarakat berhamburan keluar.
“Ada mungkin sekitar tiga menit gempa itu kami rasakan, gempanya itu berayun,” kata Harman kepada Radarsumbar.com via seluler, Selasa (4/4/2023) dini hari.
Ia mengatakan, masyarakat memilih berhamburan keluar dan menyelamatkan diri ke daerah perbukitan setelah alarm tanda peringatan tsunami berbunyi.
“Saya ikut lari ke tempat aman, sekitar 500 meter jaraknya. Saya sedang istirahat (sebelum kejadian) usai pulang berjualan, teman bilang alarm bunyi dan bilang kalau bisa lari, saya lari,” kata pria yang berasal dari Kabupaten Agam ini.
Meski demikian, kata Harman, dirinya belum mendapatkan laporan terkait kerusakan dan korban jiwa pasca gempa, khususnya sesama perantau di Kabupaten Madina.
“Saya langsung turun mencari tahu saudara kita (sesama perantau) mana tahu ada yang menjadi korban terdampak,” katanya.
Ia menjelaskan, Kabupaten Madina berada di pesisir barat pulau Sumatera, sehingga kekhawatiran akan terjadinya tsunami muncul di benak masyarakat.
“Saya berharap kondisi di sini aman terkendali pasca gempa. Keluarga meminta saya pulang, menangis karena gempa itu, keluarga saya berada di Panyabungan,” katanya.
Sebelumnya diberitakan, Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,2. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,79° LU ; 98,67° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 Km arah Barat Daya Padang Sidempuan, Sumatera Utara pada kedalaman 95 km.