Sebagai lembaga baru, ia menyebut akan terus memperjuangkan penguatan lembaga agar DPD punya hak untuk memberi keputusan kebijakan seperti yang dilakukan DPR.
Seperti, membuat Undang-undang. Saat ini DPD hanya sebatas bisa memberi masukan saja, tanpa hak untuk memutuskan.
“Kami di DPD terus berjuang agar hak-hak DPD sama dengan DPR. Ini perlu dukungan masyarakat supaya DPD sama sama punya hak memberi keputusan,” katanya.
Dirinya juga menyambut baik jika ada kandidat-kandidat muda yang akan mewakili Sumbar. “Kita bangga dengan Sumbar yang dikenal sebagai tempat lahirnya bundo kandung.”
“Sayangnya, untuk bertarung tingkat nasional sulit sekali. Mudah-mudahan ke depan 30 persen (kuota) perwakilan perempuan dari Sumbar bisa terpenuhi,” tuturnya.
Pada Pemilu 2009, lalu Emma mendapat 203.587 suara atau 9,98 persen. Di Pemilu 2014, mendapat 314.053 suara atau naik menjadi 13,78 persen.
Sementara pada Pemilu 2019, Emma Yohanna menjadi calon yang mendapat suara paling tinggi, yakni 530.834 atau 21,44 persen.
Menariknya, peroleh suara Emma di Pemilu 2019 lalu mengalahkan perolehan suara pasangan Calon Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Sumbar. (rdr-008)