Selain itu, petani juga dapat memastikan keaslian produk pupuk subsidi dengan menghubungi layanan pelanggan Pupuk Indonesia di kontak bebas pulsa di nomor 0800 100 8001 atau WA 0811 9918 001.
“Pupuk Indonesia (Persero) akan meningkatkan sosialisasi kepada petani mengenai pupuk tiruan khususnya pada pupuk subsidi. Sosialisasi akan Kami lakukan di media massa, website, media online, media sosial, kios resmi, maupun dalam kesempatan sosialisasi lainnya,” katanya.
Bagi petani yang ingin mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi harus memenuhi syarat atau kriteria yang telah ditetapkan dalam Permentan No 10 Tahun 2022.
Adapun syarat untuk mendapatkan pupuk bersubsidi adalah wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), serta menggarap lahan maksimal dua hektare. Beleid ini juga memfokuskan subsidi pupuk kepada jenis Urea dan NPK.
Penyaluran pupuk bersubsidi nasional sampai dengan tanggal 24 Mei 2023 adalah sebesar 2.860.975 ton yang terdiri dari Urea sebesar 1.684.173 ton, NPK Phonska sebesar 1.165.375 ton serta NPK Formula khusus sebesar 11.426 ton.
Khusus untuk PSO Wilayah Barat yang mencakup area seluruh Pulau Sumatera, Jawa Barat & Banten, serta Jawa Tengah & DIY, Fickry mengatakan bahwa pupuk bersubsidi telah disalurkan sebesar 1.550.923 ton yang terdiri dari Urea sebesar 906.466 ton, NPK Phonska sebesar 644.386 ton, serta NPK Formula khusus sebesar 71 ton.
Sementara dari sisi stok di PSO Wilayah Barat, Fickry menyebut bahwa terdapat 342.181 ton atau 259% dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan Pemerintah yaitu sebesar 132.175 ton.
Adapun rincian stok pupuk bersubsidi yang siap didistribusikan di PSO Wilayah Barat ini adalah Urea sebesar 209.371 ton, NPK Phonska sebesar 130.049 ton dan NPK Formula khusus sebesar 2.762 ton.
“Menuju era digitalisasi Pupuk Indonesia (Persero) juga akan memanfaatkan Aplikasi REKAN sebagai sistem penebusan pupuk. Sistem ini bisa diimplementasikan untuk transaksi penyaluran pupuk bersubsidi oleh mitra kios/pengecer dan diharapkan dengan adanya aplikasi ini akan memudahkan petani dalam penebusan pupuk bersubsidi. Piloting sudah diimplementasikan di Provinsi Bali serta di Kabupaten Aceh Besar,” tutup Fickry. (rdr)