Arkeolog menduga, orang dengan kedudukan tinggi telah mengubur emas itu. Ia tak lain kepala suku setempat yang berhasil meraih kekayaan, di mana emas ditempa oleh seorang pengrajin menjadi ragam bentuk.
Adapun timbunan berisi beberapa bracteate dan koin Romawi yang dicetak menjadi perhiasan menggunakan teknik unik yang belum pernah terdokumentasikan sebelumnya. Beberapa motif artefak emas dan prasasti kemungkinan merujuk pada penguasa kontemporer, meski yang lain merujuk pada mitologi Nordik.
Satu bracteate, misalnya, memperlihatkan gambar seorang pria dengan rambut dikepang dikelilingi oleh gambar kuda, burung dan pria lain, dilengkapi dengan huruf kuno bertuliskan “houaR” atau jika diterjemahkan berarti “yang tinggi”. Ada kemungkinan kata “yang tinggi” mengacu pada seseorang penguasa, bahkan mungkin kepala suku yang menimbun emas tersebut. Namun menurut metologi Nordik, istilah ini dikaitkan dengan dewa Odin.
Dalam timbunan itu juga ditemukan koin dengan usia lebih tua berasal dari Kekaisaran Romawi, termasuk koin emas yang menggambarkan Konstantinus Agung tahun 227-337 Masehi, kaisar Romawi pertama yang memeluk agama Kristen. (kumparan.com)
Komentar