Dosen pembimbing dari Departemen Matematika dan Sains Data Fakultas MIPA Universitas Andalas Dr. Mahdhivan Syafwan menambahkan dari kondisi yang ada atau berdasarkan latar belakang itu, sekelompok peneliti mahasiswa dari Universitas Andalas mengembangkan sebuah inovasi pemodelan matematika untuk merancang trayektori terpendek dari sebuah drone guna memetakan dengan cepat area yang terdampak bencana.
Tim peneliti ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM RE) tahun 2023.
Tim ini dipimpin oleh Izzati Fulqi, seorang mahasiswa dari Prodi Matematika, dengan anggota Miya Qarlina Hutagalung dan Rahma Dilla juga dari Prodi Matematika, serta Gilang Ramadhan dan Muhammad Reval dari Prodi Teknik Elektro.
Penelitian yang berjudul “Pemodelan Matematika Trayektori Drone untuk Pemetaan Cepat Area Terdampak Abu Erupsi Gunung Marapi sebagai Upaya Penanggulangan Bencana”.
Penelitian ini tidak hanya fokus pada pemetaan wilayah terdampak bencana khususnya oleh abu erupsi, tetapi juga mengusung konsep inovatif dalam penanganan bencana, ujarnya.
Salah satu aspek penting dari penelitian ini adalah penggunaan metode Minimum Bounding Rectangle (MBR) dalam memperoleh pemetaan cepat.
MBR adalah metode untuk menentukan persegi panjang dengan luas minimum yang menutupi suatu kurva tertutup di bidang.
Metode ini dimulai dengan menentukan poligon cembung dengan keliling minimum yang melingkupi kurva yang diberikan, kemudian memilih persegi panjang dengan luas minimum yang mampu menampung poligon ini (lihat ilustrasi gambar).
Dalam implementasinya, kurva tertutup ini adalah wilayah terdampak bencana yang akan dipetakan dengan drone.
Hasil dari metode MBR digunakan sebagai dasar untuk menetapkan trayektori drone dalam pemetaan, yaitu berupa lintasan lurus zigzag yang sejajar terhadap salah satu sisi persegi panjang yang diperoleh.
Dengan trayektori terpendek ini, menurut dia, drone dapat melakukan pemotretan dan pengambilan data visual dengan waktu dan sumber daya yang optimal, mempercepat respons darurat dalam penanggulangan bencana.
Keseluruhan proses di atas dijalankan melalui pemrograman terintegrasi dengan berbagai aplikasi perangkat lunak pada drone.
Hasil penting dalam penelitian ini adalah peningkatan kecepatan dan akurasi pemetaan. Melalui pendekatan matematis dan teknologi drone yang canggih, pemetaan wilayah terdampak bencana, seperti oleh abu erupsi Gunung Marapi, menjadi lebih cepat dan akurat.
Ia mengatakan, hal ini berkontribusi pada efektivitas mitigasi, bantuan, dan evakuasi, serta mengurangi potensi kerugian yang timbul. (rdr/ant)