PADANG, RADARSUMBAR.COM – Mahasiswa Departemen Matematika dan Sains Data Fakultas MIPA Universitas Andalas (Unand) mengembangkan Inovasi Pemodelan Matematika Trayektori Drone untuk pemetaan cepat area terdampak bencana.
Pengembangan inovasi ini mengingat Indonesia sebagai sebuah negara yang terletak di Cincin Api Pasifik mengalami intensitas bencana yang tinggi.
Sebagian besar bencana yang terjadi di Indonesia memiliki cakupan wilayah yang relatif kecil, namun berdampak besar, menciptakan skala bencana yang signifikan, kata ketua tim penelitian Izzati Fulqi di Padang, Sabtu.
Oleh karena itu, terdapat kebutuhan mendesak akan data dan informasi bencana yang cepat dan akurat.
Dalam menghadapi tantangan ini, kata dia, penggunaan Unmanned Aerial Vehicles (UAV) atau yang lebih dikenal dengan “drone” telah terbukti efektif dalam pengumpulan data dan informasi dalam upaya penanggulangan bencana.
Saat ini pemanfaatan drone telah menjadi instrumen kritis dalam pemetaan area terdampak bencana.
Drone mampu memberikan gambaran kondisi lokasi kejadian bencana secara near real-time, memungkinkan pemantauan kegiatan penanggulangan bencana dari awal hingga akhir, dan menyediakan data dasar yang esensial untuk evaluasi.
Selain itu, drone membantu memenuhi kebutuhan data yang krusial dalam upaya mengurangi risiko bencana, memungkinkan kajian cepat dampak bencana secara detil, dan berperan sebagai sumber data pendukung yang berharga dalam perencanaan dan pembangunan pasca bencana.
Dalam rangka mengoptimalkan penanganan bencana, pemanfaatan teknologi drone menawarkan kontribusi yang signifikan dalam memahami, merespons, dan merestorasi wilayah yang terdampak bencana dengan lebih efisien dan efektif.
“Terlepas dari potensi penggunaan drone dalam penanggulangan bencana, seperti yang telah dijelaskan tersebut, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi,”ujarnya.
Salah satunya adalah masalah daya tahan penerbangan drone dan risiko tabrakan saat menggunakan beberapa drone secara bersamaan.
Dalam konteks penanganan bencana, pemetaan yang cepat dan akurat dengan drone menjadi suatu keharusan.
Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan sistem navigasi penerbangan otomatis yang memungkinkan drone mengikuti jalur terpendek dan menghindari potensi tabrakan.
Hingga saat ini, navigasi penerbangan drone sering kali dilakukan secara manual, dengan trayektori drone ditentukan berdasarkan naluri dan pengalaman operator drone.