Meski begitu, masa inden yang cukup lama ternyata tak membuat calon konsumen Mazda membatalkan pesanannya. Menurut Ricky, konsumen justu cenderung memilih untuk menunggu hingga unit mobil tersebut ready. “Pada saat pemesanan, kami pasti beri tahu konsumen terlebih dahulu bahwa unit yang dipesan harus inden (berapa lama indennya) akibat krisis cip dan mereka mau menunggu,” ucapnya.
Di sisi lain, kondisi pasar otomotif Indonesia yang terus tumbuh positif diamini Ricky, seiring meningkatnya daya beli konsumen. Dia mengklaim, penjualan Mazda juga meningkat, meskipun tersendat akibat pasokan yang terdampak krisis cip.
“Krisis cip ini menurunkan suplai untuk Indonesia, jadi percuma pasar meningkat tapi suplai mobil baru di Indonesia terbatas,” ucapnya. Ricky berharap, masalah krisis cip semikonduktor ini akan segera membaik. Sehingga pihaknya bisa segera memenuhi permintaan konsumen dan perjualan tahun ini bisa berjalan sesuai target. (kompas.com)