“Biarlah proses hukum tetap berjalan di pengadilan TUN, tapi kami mohon dengan sangat Bu Des bisa keluar dari rumah Bu Des sekarang. Unand akan menyediakan mobil, dan tenaga bantuan mengeluarkan barang-barang Bu Des. Kami jamin tak akan ada barang-barang Bu Des yang rusak. Bu Des tinggal bilang saja, kemana akan pindah,” kata Azral membujuk.
Zuldesni dengan sedikit takut-takut membilang, “Tadi kata Bapak Hary, kalau ini adalah tim mediasi. Kalau mediasi itukan memberikan kami kesempatan menyampaikan apa tuntutan saya dan warga. Tapi kalau tim cuma meminta saya keluar dari rumah saya, tanpa mengidahkan tuntutan kami. Bukan negosiasi atau mediasi ini namanya Pak,” ucap Zuldesni lirih.
“Eh, ibuk jangan coba mengatur Rektor Unand atas apa yang diperintahkannya,” kata Azral. Ia pun tetap meminta, untuk saat ini, agar Zuldesni keluar dari rumahnya. Namun karena tidak ada titik temu, maka Hary Efendi pun segera menutup pertemuan.
“Kalau begitu saya akan lapor ke Unand pertemuan kita ini! Kesimpulannya, pertemuan hari ini mengalami jalan buntu!” sahutnya sembari membawa tim pergi menghadap WR II.
Zuldesni dan warga sendiri heran dengan kedatangan Tim 9 Rektor yang makin keras ini. Harapan mereka agar ada jalan damai dihambat Tim yang dipimpin Hary Efendi dkk.
Zuldesni dan warga mengaku tak pernah diberi tahu akan ada tim negosiasi dari Unand yang datang.
Setahu mereka mediasi telah dimintakan ke Kapolsek Pauh melalui Babinsa Limau Manis, Aipda Albert. Namun sampai hari ini tak ada informasi lanjutan apakah Kapolsek Pauh mau menjadi mediator. “Itulah, tahu-tahu yang datang Pak Hary tadi, pagi-pagi lagi dengan Timnya. Kita kan kalang kabut menyambut mereka jadinya,” terang Sadan salah seorang penghuni rumah negara.
Keheranan warga juga tertumpah pada ketua Tim 9 WR II ini. Setahu mereka Hary Efendi sedang menempuh S3 di Unpad Bandung, dan belum lulus. “Benar. Belum tamat. Setahu saya Pak Hary memang sedang fokus menulis disertasinya di Unpad,” dukung Doni yang sejurusan dengan bersangkutan.
“Kalau seperti ini kondisinya, tak mau lagi kita berdamai,” sebut Desni yang diangguki warga lain. “Kita ini sudah capek dan mau mengakhiri semuanya, tapi cara-cara Pak Hary Efendi dan timnya memperlakukan kita tadi, menunjukkan memang tak ada niat dari Pak Rektor menyelesaikan sengketa ini,” tutup Desni sedih, dan diamini warga yang hadir. (rdr/rel)