JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Kepala Kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengungkapkan kondisi di Gaza, Palestina, saat ini sudah tidak layak dihuni pasca serangan dan pengeboman yang terus dilakukan oleh Israel. Ia mengatakan kolapsnya fasilitas kesehatan hingga ancaman kelaparan sudah ada di depan mata.
Martin menuturkan bahwa warga Gaza mendapatkan ancaman setiap hari dan dunia dinilai hanya menyaksikan.
Ia mengatakan ada puluhan ribu orang yang mayoritasnya anak-anak dan perempuan telah terbunuh selama perang. Banyak keluarga tidur di tempat terbuka ketika suhu udara tengah turun drastis.
“Masyarakat menghadapi tingkat kerawanan pangan tertinggi yang pernah tercatat dan kelaparan akan segera terjadi. Beberapa rumah sakit yang berfungsi sebagian kewalahan dan kekurangan pasokan. Pasokan medis terus menerus diserang, penyakit menular menyebar, dan di tengah kekacauan ini ada sekitar 180 perempuan Palestina melahirkan setiap harinya,” ujar Martin dikutip dari Guardian, Senin (8/1/2024).
“Gaza menjadi tidak layak huni,” sambungnya.
Martin menegaskan kembali tuntutan PBB untuk segera mengakhiri perang dan pembebasan semua sandera. Ia menuturkan sudah waktunya bagi komunitas internasional untuk menggunakan seluruh pengaruhnya demi mewujudkan hal ini.
Perang yang berlangsung selama tiga bulan ini telah menyebabkan 85 persen warga Gaza mengungsi. PBB mengidentifikasi lebih dari 37 ribu bangunan hancur dalam perang sejauh ini.
UNICEF mengatakan pada hari Jumat, bahwa sebagian besar anak kecil dan wanita hamil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Hanya ada kurang dari 200 truk bantuan yang memasuki Gaza setiap hari dan distribusi terlambat akibat perang. Jumlah tersebut kurang dari setengah jumlah bantuan yang masuk saat sebelum perang.
Kasus diare pada anak di bawah usia lima tahun telah meningkat dari 49 ribu menjadi 71 ribu. Ini merupakan indikasi gizi buruk. Biasanya, angka kasus diare pada anak di Gaza ‘hanya’ 2 ribu kasus setiap bulannya. (rdr/detik)
Komentar