Abdul Majid menjelaskan peningkatan pengguna QRIS di Ranah Minang juga dipengaruhi oleh sistem keuangan digital yang lebih cepat, mudah, murah dan andal.
Apalagi, di tengah kemajuan teknologi saat ini masyarakat menginginkan sesuatu efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Peningkatan penggunaan keuangan digital tersebut juga berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumbar sebesar 4,71 persen pada triwulan II 2024.
Meskipun sudah tergolong tinggi BI Perwakilan Sumbar terus berupaya menggenjot penggunaan QRIS dengan menyasar tiga aspek.
Pertama, mendorong penggunaan QRIS di tingkat retail ke 19 kabupaten dan kota hingga ke daerah pelosok.
Kedua, BI setempat mendorong penerapan keuangan digital di sektor transportasi. Bahkan, untuk jangka panjang lembaga yang berdiri pada 1 Juli 1953 tersebut akan menyasar interkoneksi keuangan digital dengan aspek transportasi.
Terakhir, BI mengupayakan agar penyaluran bantuan sosial dari pemerintah menggunakan pembayaran secara digital. Terakhir, BI mendorong implementasi penuh elektronifikasi keuangan daerah.
“Dengan mekanisme digital ini maka potensi kebocoran dan keterlambatan pembayaran bisa diminimalisir,” ujarnya. (rdr/ant)