“Beliau menjelaskan bahwa awalnya, sang pendiri VinFast, Pham Nhat Vuong merupakan pengusaha besar atau konglomerat di Vietnam yang ingin mengembangkan pasar dan mengirim tim ke Indonesia, hingga akhirnya memutuskan berinvestasi di Subang, Jawa Barat (Jabar),” katanya.
Denny Abdi, kata Moulevey juga mendorong bahwa ada pengusaha nasional asal Indonesia yang mau berinvestasi dengan penyediaan bahan baku mobil listrik asal Vietnam.
“Kita memiliki bahan baku nikel yang sangat melimpah, jika ini bisa digarap dan terintegrasi dengan baik, maka bukan tidak mungkin peluang kerjasama menguntungkan ini bisa terealisasi. Mereka menyediakan mobil listrik, kita menyediakan baterai yang merupakan komponen penting pada kendaraan tersebut,” katanya.
Selain membahas soal investasi, dalam pertemuan itu Braditi Moulevey dan Denny Abdi juga berdiskusi terkait kondisi terkini di Ranah Minang.
“Beliau ingin, banyak wisatawan yang berkunjung ke Indonesia selain berinvestasi. Terkhusus Sumbar yang memiliki kekayaan alam luar biasa. Vietnam itu salah satu negara besar di kawasan Asia Tenggara dengan jumlah penduduk nomor tiga terbanyak,” kata Moulevey yang juga merupakan Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut.
Ke depan, katanya, dirinya akan berkolaborasi dengan Dubes Vietnam untuk memajukan Sumbar dari segala aspek, di mana pada saat ini sudah jauh tertinggal dari provinsi lain.
“Sebagai Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar, saya akan memaksimalkan peran saya untuk membantu Pemprov Sumbar yang akan datang dalam akselerasi pembangunan sumbar yang lebih cepat lagi di masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” tutur Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Keluarga Minang (IKM) tersebut. (rdr)