Menurut Ospin, kebun Teh Kayu Aro yang berdiri sejak tahun 1926 di Kabupaten Kerinci Jambi ini didirikan perusahaan Belanda yaitu NV. HVA (Namlodse Venotchaaf Handle Veriniging Amsterdam).
Sejak kemerdekaan RI kebun teh yang mensuplai kebutuhan teh untuk Ratu Belanda Wilhelmina ini, diambil alih pemerintah Indonesia dan diserahkan pengelolaannya kepada PTPN IV Regional 4 Jambi selaku BUMN perkebunan Indonesia.
“Kami terus meneliti dan berinovasi tentang teh. Keinginan pecinta teh khususnya teh kayu aro tentang rasa yang beda terus kami ikuti.”
“Inilah hasilnya kami pamerkan di IPORICE 2024. Alhamdulillah beberapa varian teh menjadi daya tarik dan diminati pengunjung,” papar Ospin.
Diajang IPORICE 2024, booth teh kayu aro ramai dikunjungi oleh para peserta yang ingin mencicipi dan menyeruput teh kayu aro yang hangat.
Sambil menyeruput teh, pengunjung kebanyakan para petinggi negeri ini bertanya serta ingin tahu lebih dalam tentang proses produksi Teh ini. Teh ini memang menjadi daya tarik tersendiri di antara berbagai produk yang dipamerkan dalam acara ini. (rdr)