“Kalau sekarang ini, mereka hanya dapat letihnya saja. Ada petani yang punya sawah, namun diupahkan ke orang. Saya ingin mengadaptasi penggunaan peralatan penyemprot pestisida dan perangkat berupa bedeng berjalan, boleh petani menggunakannya, dengan sistem sewa,” katanya.
Ketika petani memerlukan bibit dan pupuk, pihaknya juga siap menyediakan itu dengan perusahaan bibit beras, padi yang terpercaya dan berkualitas.
“Kami ingin melakukannya dari hulu ke hilir, dimulai dari program kredit mikro petani, penjaminan pupuk dan bibit, penyewaan alsintan dengan harga murah hingga penggilingan padi antar jemput, kemudian agen pemasaran hasil panen petani, kami repackaging, biasanya menggunakan karung, sekarang menggunakan plastik dan divakum, itu semua bertujuan untuk menambah value atau nilai jual,” katanya.
Program tersebut, katanya, bisa diterapkan kepada kelompok tani (poktan) dan harus bekerjasama dengan stakeholder terkait.
Dirinya beralasan program tersebut bisa dijalankan jika Braditi Moulevey menjabat lantaran keseriusan yang ditunjukkan oleh Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Sumbar tersebut.
“Beliau itu sportif, tidak muluk-muluk, apapun hal yang baik diterima, dia tidak berfikir aneh-aneh, saya bicara apa adanya,” katanya.
Ghufron menilai sosok Braditi Moulevey sebagai orang yang sangat memuliakan orang tua di tengah kesibukannya sebagai pengusaha.
“Wajar jika jalan Moulevey itu selalu lancar dan rezekinya lancar. Satu hal yang saya perhatikan, dia tidak suka menjelekkan orang lain,” katanya.
Selain itu, dirinya sangat mendorong dan mendukung penuh keinginan dari Braditi Moulevey untuk membangun Kota Padang.
“Sehebat-hebatnya kami di rantau, tujuannya adalah untuk membangun kampung halaman. Saya bisa membantu Moulevey di pemerintahan, saya di investasinya,” katanya.
Ghufron menilai Braditi Moulevey punya tekad kuat meningkatkan taraf hidup masyarakat di Kota Padang agar bisa menjadi tuan di tanah sendiri.
“Dia ingin anak muda di Kota Padang bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan di kampung halamannya. Sehebat-hebatnya di rantau, jika tak membangun kampung halaman, maka akan sia-sia,” tuturnya. (rdr)