Perajin meminta kenaikan sekitar Rp500-1.000 pada harga tempe. Misalnya, pada awalnya harga tempe 500 gram di tingkat perajin harganya Rp5.000-6.000 mungkin akan naik jadi Rp5.500-6.500. Sementara untuk harga tahu, yang tadinya seharga Rp50 ribu per papan cetakan akan dinaikkan Rp2.000-5.000. Per potongnya kemungkinan akan berkisar Rp500-600.
Dia bilang biasanya yang menolak kenaikan harga tahu dan tempe adalah pedagang di pasar. Bila ada kenaikan sedikit saja, pihaknya akan kesulitan menjual tahu dan tempe di pasar.
“Karakteristik tempe dan tahu begitu, kami ini berhubungan dengan pedagang di pasar tradisional itu puluhan tahun. Mereka bakal marah kalau kami naikin tempe dan tahu, kami maunya kan nggak ada penolakan karena naiknya juga kecil nggak berasa,” kata Aip.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyatakan kenaikan harga tempe dan tahu terjadi bakal terjadi dalam waktu dekat imbas dari naiknya harga kedelai global.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menyatakan Indonesia masih ketergantungan produk kedelai impor. Maka dari itu, bila harga kedelai global melonjak mau tidak mau harga produk turunan kedelai pun ikutan naik. Tak terkecuali tahu dan tempe yang jadi makanan favorit masyarakat Indonesia.
“Perlu saya sampaikan karena ketergantungan harga kedelai dunia tentunya berdampak pada harga kedelai di dalam negeri di tingkat perajin tahu dan tempe. Perajin ini harus membeli kedelai di harga tinggi dan tentunya akan pengaruhi harga di tahu dan tempenya,” papar Oke dalam konferensi pers virtual, Jumat (11/2/2022).
Oke memperkirakan harga tempe akan berada di kisaran Rp10.300-12.000 per kilo gram di tingkat perajin. Sementara harga tahu akan berada di kisaran Rp52.450-53.700 per papan cetakan atau sekitar Rp650-700 per potong di tingkat perajin. (detik.com)