Di kesempatan yang sama, Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan DJP Ihsan Priyawibawa menjelaskan, penerimaan yang diproyeksi melebih target di tahun ini terutama ditopang oleh kenaikan harga komoditas unggulan Indonesia yang begitu tinggi di pasar global terutama CPO.
Namun, bukan ia melihat faktor pendorong penerimaan tidak hanya itu hingga akhir tahun. Ada juga dari kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga PPh sektor lainnya seperti batu bara.
“Sektor-sektor lain di komoditas juga memberikan penerimaan yang sangat besar,” jelasnya.
Meski demikian, ia mengakui sejak awal tahun penerimaan pajak tertinggi terjadi pada April 2022. Ini ditopang oleh bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri hingga cuti bersama yang cukup lama. (rdr/cnbc)
Berikut rincian penerimaan pajak per bulan sejak awal tahun:
- Januari Rp 109,1 triliun
- Februari Rp 90,3 triliun
- Maret Rp 123 triliun
- April Rp 245,2 triliun
- Mei sampai tanggal 26 Rp 112,39 triliun.