Direktur Operasi SIG: Perusahaan Bisa Besar Karena Kolaborasi yang Baik

Dalam sambutan, dia menyebut filosofi Minangkabau, yaitu "Alam Takambang Jadi Guru" juga bisa menjadi contoh.

Internalisasi Core Values AKHLAK di lingkungan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk (SIG) kembali dilaksanakan pada Senin (7/6/2022) dengan menghadirkan narasumber Direktur Operasi SIG Yosviandri.=

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Internalisasi Core Values AKHLAK di lingkungan PT Semen Indonesia (Persero), Tbk (SIG) kembali dilaksanakan pada Senin (7/6/2022). Kali ini dengan menghadirkan narasumber Direktur Operasi SIG Yosviandri untuk Internalisasi Core Values AKHLAK Kolaboratif.

Dalam sambutan, dia menyebut filosofi Minangkabau, yaitu “Alam Takambang Jadi Guru” juga bisa menjadi contoh. Karena, segala yang ada di alam bisa menjadi guru. Seperti semut membuat sarang dari daun yang ukuran daunnya jauh lebih besar dari ukuran semut.

“Kita tidak bisa bayangkan bahwa daun sebesar itu tidak bisa dibawa oleh semut yang ukuran tubuhnya sangat kecil. Tapi ketika dia bersama-sama dan saling dukung satu sama lain, mereka bekerja sama untuk bikin sarang semut dari daun,” terangnya.

Perusahaan bisa besar dan kokoh, karena mereka tidak sendiri-sendiri dalam membangun perusahaan yang lebih baik, dan mereka justru berkolaborasi satu sama lain untuk menciptakan nilai tambah yang lebih baik.

“Jadi, hilangkan dalam pikiran kita tentang berpisah atau keterpisahan. Harus ada kolaborasi dan kebersamaan. Kebhinekaan menjadi tunggal itu kan kolaborasi sebenarnya,” ungkap mantan Dirut PT Semen Padang ini.

Dalam kolaborasi, jelasnya, semuanya menjadi objek dan subjek. Karena kolaborasi itu sudah menyatu, dan tidak ada kata lain siapa yang lebih unggul dan agung dalam sebuah hasil dari kolaborasi.

“Semuanya berkolaborasi. Leader hingga bawahan namanya kolaborasi. Kalau gak ada tim bagaimana cara kerjanya. Leader hanya garis komando. Sama kayak tentara kalau berperang kan ada jenderalnya. Tapi apakah kemenangan seseorang itu menjadi kemenangan seseorang, tentu tidak,” katanya.

Dalam berkolaborasi, sebut Yosviandri, tidak boleh mementingkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang banyak atau egois. Karena, egois bisa mempengaruhi sebuah perjalanan tim dalam berkolaborasi.

Dalam sebuah kolaborasi, orang-orang yang dilibatkan harus memiliki core values AKHLAK, karena kolaboratif juga menjadi bagian dari core value AKHLAK selain amanah, kompeten, harmonis, loyal, dan adaptif.

“Artinya, kalau orang-orang yang diajak itu tidak amanah dan kompeten, serta tidak loyal dengan tim, tentu ke depan kolaborasi tim menjadi tidak harmonis dan tidak adaptif. Jadi begitu maknanya,” ujar Yosviandri. (rdr)

Exit mobile version