Masih banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang rupiah, kata dia.
Kemudian keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku dalam memperlakukan uang tercermin dari kondisi uang tidak layak edar yang mayoritas lusuh karena disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distraples.
Ia menyampaikan kerjasama antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut telah terjalin sejak 2012 dan hingga 2021 telah dilakukan 76 kali kegiatan Kas Keliling 3T menjelajahi 399 pulau 3T .
Sementara pelaksanaan Kas Kapal di Sumatera Barat telah dilakukan sebanyak lima kali dan selain mendistribusikan uang, Bank Indonesia juga akan memberikan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), kepada pesantren dan tempat ibadah serta bantuan berupa sembako di daerah yang dikunjungi.
“Di lokasi yang disinggahi masyarakat dapat menukarkan rupiah yang sudah lusuh dengan uang baru sehingga uang yang sudah tidak layak edar bisa ditarik dari peredaran,” kata dia.
Sementara Danlantamal II Padang Laksamana Pertama Endra Sulistiyono menyatakan dukungan pada ekspedisi Rupiah Berdaulat dan siap mendukung pendistribusian hingga pengawalan uang layak edar.
Ia berpesan kepada semua personel yang berangkat agar melaksanakan kegiatan sesuai dengan SOP dan mengutamakan keselamatan awak serta menaati protokol kesehatan.
Sejalan dengan itu Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan rupiah yang layak adalah bentuk nasionalisme. “Karena itu perlu langkah antisipasi untuk mengokohkan kedaulatan bangsa dengan memastikan tersedianya rupiah yang layak edar,” ujarnya. (rdr/ant)