“Selama pandemi, pesanan tas pada umumnya untuk anak sekolah, jumlahnya tidak banyak. Dan itu, saya sendiri yang buat, karena semua pekerja dirumahkan,” ujarnya.
Di samping terus menjaga eksistensi usaha konveksinya, pria asal Sungai Limau, Padang Pariaman ini juga fokus mengelola usaha kuliner sarapan pagi dan rumah makan yang lokasinya berada di samping usaha konveksi miliknya.
Usaha kuliner itu pun telah dirintis sejak 2015. Dan usaha kuliner tersebut, merupakan buah dari hasil kerja kerasnya mengembangkan usaha konveksi tas.
Menurutnya, jika tidak ada usaha kuliner ini, bisa dipastikan usaha konveksi tasnya sudah bangkrut. Sebab, sebagian besar pelanggan konveksinya adalah instansi pemerintahan dan swasta yang mengadakan seminar.
“Selama pandemi, tidak ada instansi yang mengadakan seminar. Makanya, sangat terasa sekali dampaknya. Untung saja ada usaha kuliner ini, jadi hasil usaha kuliner ini bisa untuk kebutuhan sekeluarga,” tutupnya. (rdr)