Nyaris Gulung Tikar di saat Pandemi, Anasrizal Tetap Jaga Eksistensi

Selama pandemi, pesanan tas pada umumnya untuk anak sekolah, jumlahnya tidak banyak. Dan itu, saya sendiri yang buat, karena semua pekerja dirumahkan.

Usaha tas baceno milik Anarizal yang terdampak pasca pandemi

Usaha tas baceno milik Anarizal yang terdampak pasca pandemi

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Sebuah tempat usaha konveksi tas dengan merek Baceno di Jalan Ir. H. Juanda No. 51 Kota Padang, tampak begitu sepi dari pengunjung saat pandemi.

Namun begitu, deru mesin jahit pun terdengar cukup jelas hingga ke bagian halaman dari tempat usaha konveksi tersebut. Tentunya, deru mesin jahit itu menandai bahwa orderan tas di konveksi Baceno cukup banyak.

“Alhamdulillah, orderan sudah mulai banyak dan saya bisa kembali mempekerjakan 3 orang tukang jahit. Waktu pandemi Covid-19 kemarin agak berat, nyaris gulung tikar.”

“Karena, tidak ada pemasakukan sama sekali. Omzet nol rupiah. Bahkan ketika itu, saya terpaksa merumahkan semua pekerja yang jumlahnya 7 orang,” kata Anasrizal, pemilik usaha konveksi tas Baceno, Senin (10/10/2022).

Meski pada saat pandemi Covid-19 usahanya nyaris gulung tikar, tapi pria yang akrab disapa Pak Anas itu tak menyerah dan tetap berusaha mempertahankan eksistensi konveksi miliknya yang telah dirintis sejak tahun 1988.

“Selama pandemi, pesanan tas pada umumnya untuk anak sekolah, jumlahnya tidak banyak. Dan itu, saya sendiri yang buat, karena semua pekerja dirumahkan,” ujarnya.

Di samping terus menjaga eksistensi usaha konveksinya, pria asal Sungai Limau, Padang Pariaman ini juga fokus mengelola usaha kuliner sarapan pagi dan rumah makan yang lokasinya berada di samping usaha konveksi miliknya.

Usaha kuliner itu pun telah dirintis sejak 2015. Dan usaha kuliner tersebut, merupakan buah dari hasil kerja kerasnya mengembangkan usaha konveksi tas.

Menurutnya, jika tidak ada usaha kuliner ini, bisa dipastikan usaha konveksi tasnya sudah bangkrut. Sebab, sebagian besar pelanggan konveksinya adalah instansi pemerintahan dan swasta yang mengadakan seminar.

“Selama pandemi, tidak ada instansi yang mengadakan seminar. Makanya, sangat terasa sekali dampaknya. Untung saja ada usaha kuliner ini, jadi hasil usaha kuliner ini bisa untuk kebutuhan sekeluarga,” tutupnya. (rdr)

Exit mobile version