Jadi UMKM Binaan CSR Semen Padang, Usaha Anasrizal Kini Maju

Karena proses pinjaman yang cukup rumit, keinginan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha pun sulit didapat.

Usaha tas baceno milik Anarizal yang terdampak pasca pandemi

Usaha tas baceno milik Anarizal yang terdampak pasca pandemi

PADANG, RADARSUMBAR.COM – Di samping adanya kerja sama dengan distributor, Anas juga dituntut untuk terus mengembangkan usahanya, karena permintaan dari bulan ke bulan terus meningkat.

Namun untuk mengembangkan usaha tersebut, tentunya Anas butuh modal yang cukup besar. Anas sempat mencoba mengajukan pinjaman ke berbagai bank.

Karena proses pinjaman yang cukup rumit, keinginan untuk mendapatkan pinjaman modal usaha pun sulit didapat.

Pada tahun 2003, Anas kemudian mendapat informasi adanya pinjaman modal usaha dari CSR PT Semen Padang. Tapi ketika itu, Anas tidak tahu bagaimana caranya, dan gak tahu kemana dan kepada siapa dia bertanya.

Bahkan, beberapa pelaku usaha yang mengaku mendapat pinjaman modal dari CSR Semen Padang, juga enggan menunjukkan bagaimana proses peminjamannya. “Begitulah sulitnya, minta tunjuk ajar pun orang tak mau ketika itu,” kenangnya.

Meski tak ada yang mau memberitahu, yang namanya rezeki sudah ada yang mengatur. Di awal tahun 2004, Anas bertemu dengan seorang karyawan PT Semen Padang, Syafrizal, dan merupakan teman sekolah adiknya.

“Saya bertemu Syafrizal saat dia hendak makan siang di dekat usaha konveksi saya ini. Kemudian, saya disapanya dan diajak makan. Saya menolak ketika itu. Setelah usai makan, Syafrizal mendatangi saya dan ngobrol-ngobrol,” ujarnya.

Anas kemudian menanyakan kepada Syafrizal kerjanya di mana. Kemudian dia jawab di PT Semen Padang, sehingga dirinya langsung menanyakan soal program pinjaman modal usaha di CSR Semen Padang.

Gayung bersambut, ternyata Syafrizal merupakan orang yang tepat di saat dirinya sedang membutuhkan pinjaman dana untuk memodali usahanya.

“Pinjaman di CSR Semen Padang itu ternyata bagian dari pekerjaan Syafrizal. Dengan senang hati, Syafrizal langsung membantu saya, termasuk membantu membuatkan surat permohonan pinjaman modal usaha ke CSR Semen Padang,” katanya.

Sejak 2004 hingga sekarang, sudah lima kali Anas mendapatkan pinjaman modal usaha dari CSR Semen Padang. Pada pinjaman pertama yaitu sebesar Rp7 juta dengan lama cicilannya 2 tahun. Semua pinjaman itu dimanfaatkannya untuk beli bahan tas.

Begitu modal usaha sudah ada, hubungan kerja sama Anas dengan distributor tas di Pasar Raya pun juga berakhir. Namun di balik itu, pesanan pembuatan tas untuk seminar dari berbagai instansi pun mulai meningkat.

Peningkatannya, juga sejalan dengan pendapatannya, sehingga tak butuh waktu 2 tahun bagi Anas untuk melunasi pinjaman ke CSR Semen Padang. “Hanya dalam waktu 19 bulan saya bisa melunasinya,” kata Anas.

“Begitu lunas, saya pun kembali mengajukan pinjaman untuk periode kedua dengan besar modal yang dipinjaman CSR Semen Padang lebih dari dua kali lipat dengan pinjaman pertama, yaitu sebesar Rp15 juta.”

“Kata pihak CSR Semen Padang ketika itu, saya bisa dapat pinjaman modal Rp15 juta, karena grafik usaha saya cukup bagus. Saya pun senang ketika itu,” imbuhnya.

Seiring pendapatan meningkat dan bertambahnya jumlah pinjaman, usaha konveksi Anas juga kian berkembang. Pesanan dari berbagai intansi dan toko tas pun juga makin meningkat.

Bahkan, ketika itu ia pun sudah bisa mempekerjakan tiga orang karyawan dengan keuntungan bersih Rp3 juta sebulan. Padahal sebelum dapat pinjaman dari CSR, rata-rata keuntungan hanya cukup untuk makan, yaitu di kisaran Rp1,5 juta per bulan.

Tak puas dengan perkembangan usahanya yang terus menanjak, Anas kembali mengajukan pinjaman ke CSR Semen Padang untuk ketiga kalinya.

Bahkan pada pinjaman ke tiga ini, jumlahnya mencapai Rp30 juta. Setelah lunas, ia pun kembali mengajukan pinjaman sebesar Rp40 juta, dan Rp50 juta untuk tahap kelima.

Uang dari pinjaman itu kemudian dibelikannya ke mesin jahit sebanyak tiga unit. Sedangkan sisanya, digunakan untuk membeli bahan tas. “Semua pinjaman saya gunakan untuk mengembangkan usaha. Bahkan tak ada satu persen pun yang digunakan untuk biaya makan,” bebernya.

Sering bertambahnya pinjaman, jumlah pekerja pun juga ikut bertambah menjadi 10 orang. Semua pekerjanya merupakan orang kampungnya di Sungai Limau. Untuk pendapatan bersih dari usaha konveksi ini, rata-rata Rp10 juta per bulan.

“Alhamdulillah, ini berkat bantuan CSR. Karena tidak hanya pinjaman modal yang diberikan, saya pun juga diberikan pelatihan manajemen keuangan oleh Semen Padang,” tutupnya. (rdr)

Exit mobile version