SIJUNJUNG, RADARSUMBAR.COM – Di tengah perkembangan usaha kerajinan tenun miliknya yang cukup baik, permintaan pasar pun makin banyak dan Yeni pun kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pasar, terutama di segi permodalan.
Bahkan, banyak pihak reseller yang kecewa karena dirinya tidak bisa mensuplai tenun sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Beruntung pada tahun 2012, dirinya menjadi binaan dari CSR Semen Padang, sehingga dia pun mendapatkan pinjaman modal usaha sebesar Rp20 juta.
Berkat pinjaman modal usaha dari perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara tersebut, dia pun membeli alat tenun, benang dan berbagai peralatan lainnya. Seiring dengan itu, jumlah karyawannya pun bertambah.
“Kalau saat ini, jumlah karyawan saya ada 40 orang. Mereka ini saya berikan upah berdasarkan kain tenun yang diproduksi. Dari Rp100 ribu sampai Rp450 ribu untuk satu helai kain tenun.”
“Dan, mayoritas karyawan saya merupakan perempuan hebat, dan tanguh di Nagari Unggan dan sekitarnya. Mereka kini sudah mandiri dan bisa bantu ekonomi keluarga,” ujarnya.
Yeni menyampaikan bukan sekali saja dapat pinjaman dari Semen Padang, tapi sudah tiga kali. Pinjaman kedua Rp40 juta dan yang ketiga Rp100 juta. Sekarang pinjaman tersebut sudah dilunasinya dan usahanya terus maju dan berkembang.
Bahkan saat ini, dia pun sudah memiliki workshop pelatihan menenun di Muaro Sijunjung. Dan tentunya, kata dia, itu semua juga berkat bantuan pinjaman modal usaha dari CSR Semen Padang.
“Alhamdulillah, saya senang dan bersyukur bisa menjadi bagian dari UMKM binaan Semen Padang. Karena, banyak manfaat yang saya dapat dari CSR Semen Padang.”
“Selain dipinjamkan modal usaha, saya juga diikutkan pada kegiatan pameran diberbagai daerah di Indonesia seperti Padang, Medan, Batam dan Jakarta,” katanya.
Menurutnya, pameran gratis yang difasilitasi oleh CSR Semen Padang ke berbagai daerah di Indonesia sangat dirasakan sekali manfaatnya bagi kemajuan usaha kerajinan tenun miliknya.
Pelanggannya menjadi bertambah. Bahkan, ada juga pesanan dari beberapa negara yang ada di Timur Tengah melalui perantau minang yang ada di Qatar.
“Ke Timur Tengah ini rutin saya kirim tiap bulan. Dan, pengiriman itu sudah dilakukan sejak 2018 sampai sekarang. Rata-rata dalam sebulan, ada sekitar 150 lembar kain tenun yang dikirim.”
“Selain itu, saya juga rutin mensuplai kain tenun untuk reseller yang ada di Jakarta, Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang. Paling banyak itu Jakarta,” bebernya.