“Peningkatan impor barang modal dan bahan baku/penolong diyakini akan berdampak pada peningkatan produksi industri manufaktur dan industri lainnya pada waktu selanjutnya,” ujar Mendag Zulkifli Hasan yang dikutip melalui siaran persnya, Sabtu (17/6/2023).
Beberapa produk utama impor nonmigas yang mengalami peningkatan terbesar pada Mei 2023, antara lain logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) yang naik 130,26 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM).
Bijih, terak, dan abu logam (HS 26) naik 125,43 persen; kapas (HS 52) naik 113,97 persen, Produk Farmasi (HS 30) naik 85,85 persen, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) naik 76,76 persen.
Sementara impor ampas dan sisa industri makanan (HS 23) menunjukkan penurunan terdalam pada Mei 2023 yaitu turun 9,15 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM), diikuti pupuk (HS 31) turun 6,25 persen, serta gula dan kembang Gula (HS 17) turun 0,02 persen.
Berdasarkan negara asal, impor nonmigas Indonesia didominasi oleh Tiongkok, Jepang, dan Thailand dengan total pangsa 47,07 persen dari total impor nonmigas Mei 2023.
Negara asal impor dengan peningkatan impor nonmigas terbesar pada Mei ini adalah Uni Emirat Arab yang naik 116,22 persen, diikuti Swedia (112,07 persen), Oman (94,95 persen), Finlandia (74,20 persen), dan Italia (73,31 persen). (rdr/infopublik)