“Kita juga mendorong agar ada terobosan program kegiatan pengembangan ekonomi syariah oleh semua stakeholder, khususnya melalui OPD dengan target dan indikator yang jelas dan terukur agar pengembangan ekonomi syariah bisa membumi dan mengakar pada setiap sendi kehidupan masyarakat,” katanya.
Mahyeldi menilai dengan segala “ekosistem” yang telah terbangun itu, Sumbar harus menjadi gerbong terdepan dalam pengembangan konsep ekonomi syariah di Indonesia.
Sementara itu Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar, Endang Kurnia Saputra menyebut pihaknya mendukung penuh upaya provinsi itu untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Salah satu bentuk dukungan itu adalah dengan menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESyar) pada 13-16 Juli 2023 dengan tema “Penguatan Sinergi dan Inovasi Ekonomi dan Keuangan Syariah melalui Dukungan Digitalisasi untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif. Kegiatan itu akan dipusatkan pada dua titik yaitu Jam Gadang dan Lapangan Kantin Bukittinggi. (rdr/ant)