Penggunaan QRIS juga memudahkan transaksi masyarakat terutama pedagang, karena lebih praktis tanpa harus mencarikan pecahan kecil atau uang kembalian pembelian.
Apalagi, saat ini masih banyak pedagang yang menggunakan permen sebagai uang kembalian. Padahal, permen bukan alat transaksi yang sah.
Terkait pengguna QRIS di Ranah Minang, Dandy menyebutkan terdapat peningkatan yang signifikan sebesar 94 persen jika dibandingkan 2022. Hingga September 2023 Bank Indonesia setempat mendata pengguna QRIS mencapai 676.199 orang.
Dari angka tersebut 97 persennya didominasi oleh pelaku UMKM termasuk pedagang sate. Lebih tepatnya, BI Sumbar mencatat 456.702 dagangan (merchandise) yang menggunakan QRIS.
Dari angka itu, BI mencatat nominal transaksi yang menggunakan QRIS mencapai Rp781 miliar di tahun 2023. Angka itu naiknya 200 persen bila dibandingkan secara year on year (yoy).
Dukungan BI dalam penggunaan QRIS kepada pelaku UMKM tidak hanya terkait dengan transformasi pembayaran digital. Namun, lebih dari itu, upaya tersebut sekaligus mendukung kemajuan sektor pariwisata dan melestarikan kuliner tradisional.
Terakhir, Festival QRISATE Nagari sekaligus menunjukkan bahwa pelaku UMKM di Ranah Minang telah mengimplementasikan pembayaran digital, sekaligus mengampanyekan metode pembayaran secara digital. (rdr/ant)