JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – China disebut telah memberikan pembiayaan atau utang kepada negara-negara menengah ke bawah senilai Rp USD 385 miliar atau Rp5.400 triliun. Menariknya, kucuran utang ini sulit untuk dilacak oleh IMF dan Bank Dunia sehingga disebut dengan utang siluman.
Dalam laporan lembaga penelitian yang berbasis di Amerika Serikat (AS) AidData dengan judul Global Chinese Official Finance Dataset, China telah memberikan utang senilai USD 385 miliar atau Rp 5.400 triliun ke 165 negara.
Dikutip dari laman Nikkei Asia, laporan AidData ini mengklaim China telah membuat pembiayaan untuk berbagai pembangunan infrastruktur di luar negeri tersebut tidak transparan. Caranya, China secara sistematis melaporkan utang itu ke Sistem Pelaporan Debitur Bank Dunia dengan mengucurkan ke perusahaan swasta di 165 negara yang sebagian besar adalah negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Utang tersebut juga diberikan menggunakan kendaraan tujuan khusus (SPV) dan bukan pinjaman resmi ke lembaga negara. Artinya, pemberian pinjaman ini tidak dari negara ke negara tetapi dari perusahaan ke perusahaan.
Cara ini mempersulit debitur dan pemberi pinjaman multilateral untuk menilai biaya dan manfaat dari berpartisipasi dalam Belt and Road Initiative. Ini juga meningkatkan kemungkinan debitur jatuh ke dalam perangkap utang dengan hanya satu cara untuk keluar: dengan menjual aset penting secara geopolitik ke China.
Direktur Eksekutif AidData di College of William and Mary Bradley C. Parks mengatakan, Bank Dunia dan IMF sudah mengetahui masalah ini. Dia mengatakan kepada Nikkei Asia bahwa laporan baru ini telah mengukur skala masalah.
“Kami memperkirakan bahwa rata-rata pemerintah tidak melaporkan kewajiban pembayaran aktual dan potensialnya ke China dengan jumlah yang setara dengan 5,8 persen dari PDB, berdasarkan perkiraan individu yang tidak dilaporkan untuk 165 negara,” kata Parks, yang juga merupakan salah satu co-penulis laporan AidData.
Statistik yang dibeberkan dalam laporan AidData juga mengungkapkan bahwa Indonesia, dalam eksposur utang publik dan tersembunyi ke China, memiliki utang publik sebesar USD 5 miliar, dan lebih dari USD 20 miliar utang tersembunyi.