Dalam kesempatan itu ia memberikan apresiasi atas peran Kepala Perwakilan BI Sumbar beserta jajaran bersama instansi dan lembaga terkait lainnya yang mampu mengendalikan inflasi pada 2023.
“Keberhasilan Sumbar menurunkan inflasi adalah bagian dari prestasi yang patut kita apresiasi. Awalnya pada tahun 2022 inflasi kita berada pada peringkat ke-22 dari 34 provinsi, tetapi saat ini Sumbar berada di peringkat 14 secara nasional,” katanya.
Sementara itu, Kepala BI Sumbar Wahyu Purnama A menjelaskan kenaikan inflasi sendiri didorong oleh terjadinya kenaikan harga pangan, sebagai dampak keterbatasan pasokan akibat cuaca ekstrem karena El Nino. Ditambah lagi, tarif transportasi yang tinggi sehingga menimbulkan kenaikan harga barang kebutuhan.
Oleh sebab itu, memang sangat diperlukan kolaborasi intensif TPID, terutama dalam pelaksanaan komitmen terkait penguatan ketahanan pangan.
“Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) menjadi bagian dari upaya mendorong produktivitas pangan agar harga menjadi terkendali,” katanya.
Menurut dia, berdasarkan tren komoditas yang mengalami inflasi di antaranya cabe merah, bawang merah, daging ayam ras, telur ayam ras, dan jengkol menjelang Natal dan tahun baru di Sumbar. (rdr/ant)