Dengan memuntahkan mulut satu sama lain, semut tidak hanya bertukar nutrisi, semut menciptakan jaringan sosial pencernaan di mana energi dan informasi beredar terus-menerus di seluruh koloni untuk dikumpulkan oleh individu yang membutuhkan sumber daya ini.
Untuk itu, Lebouf menganggap koloni semut bukan sebagai kumpulan semut individu, tetapi sebagai “superorganisme kolonial” di mana secara nutrisi bergantung satu sama lain. Koloni semut pada dasarnya berfungsi seolah-olah kelompok adalah adalah tubuh, yang harus dihidupi bersama.
Sama seperti bagaimana tubuh memiliki jaringan dan organ dengan fungsi masing-masing untuk mendukung tujuan bersama, kelompok semut dengan pekerjaan yang berbeda dapat dianggap sebagai jaringan dan organ superorganisme. Para semut pekerja mencari makan, membangun makanan itu menjadi protein spesifik dan kemudian menyebarkan protein itu ke kawan-kawannya. “Seringkali, semut dewasa di koloni semut bahkan tidak perlu makan,”ujar LeBoeuf.
Temuan ini menunjukkan bahwa beberapa anggota koloni semut dapat bermetabolisme untuk kepentingan orang lain. Itulah cara bagaimana semut hidup, dan mendekatkan diri satu sama lain. (cnnindonesia.com)