Sementara itu, semangka manis berdaging merah (Citrullus lanatus) berasal dari Afrika. Ini dibuktikan dengan lukisan makam Mesir yang memperlihatkan semangka sebagai makanan penutup lebih dari 4.350 tahun yang lalu.
Namun, mengenai kapan dan di mana letak persis semangka didomestikasi masih menjadi perdebatan para ahli. Guillaume Chomicki yang merupakan peneliti di School of Bioscience di University of Sheffield mengatakan temuan ini menjadi sebuah teka-teki.
Sebab, biji semangka berusia 6.000 tahun itu menjadi yang tertua dan berasal dari Libya, sebuah tempat yang tidak pernah dianggap sebagai tempat domestikasi semangka.
Biji Semangka Sebagai Camilan Masyarakat Libya
Tim peneliti menyimpulkan, kemungkinan penggunaan biji di Libya sebagai makanan ringan. Ini cocok dengan bukti retakan dari gigi manusia yang ditemukan di biji semangka ketika dilakukan studi komputer-tomografi.
Sementara itu, Profesor Susanne Renner, peneliti di Departemen Biologi Washington University, menjelaskan bahwa semangka liar yang belum didomestikasi memiliki banyak biji yang lezat dan kaya minyak.
Berbeda dengan buahnya, biji semangka tidak mengandung bahan kimia cucurbitacin yang pahit. Sehingga, biji semangka bisa dijadikan sebagai camilan. (rdr/detik.com)